PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A.
JUDUL PENELITIAN
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN
KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL)) PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI BENTANG KECAMATAN BIREM BAYEUN KABUPATEN ACEH TIMUR
B.
PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran
yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangannya lebih
lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan dengan
cara pemberian pengalaman belajar secara langsung. Dalam hal ini siswa
diarahkan untuk belajar secara inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu
peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam
sekitar.
Pada dasarnya mata pelajaran IPA dianggap sebagai mata
pelajaran yang mudah, karena konsep-konsep materi ajarnya berhubungan dengan
alam sekitar. Oleh karena itu, pembelajarannya juga melibatkan lingkungan yang
ada di sekitar baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan konsep
pembelajaran yang alamiah, secara tidak langsung dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa, karena siswa cepat menguasai konsep-konsep pada hampir semua
materi ajar, seperti yang terjadi pada siswa kelas V SDN Benteng Kecamatan
Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur. Siswa dapat belajar IPA dengan mengambil
contoh-contoh sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa. Oleh karena itu, sebagian
besar siswa kelas V dapat dikatakan berhasil menguasai konsep-konsep dalam mata
pelajaran IPA pada semester I ini, karena nilai rata-rata 7,0 dapat diperoleh
oleh hampir semua siswa pada setiap materi yang diajarkan. Akan tetapi dengan
seringnya siswa memperoleh hasil yang dapat dikatakan sempurna, dapat membuat
siswa meremehkan mata pelajaran IPA. Mereka menganggap mudah dan menjadi
bermalas-malasan dan kurang antusias (bersemangat) ketika pembelajaran IPA,
karena sebagian besar siswa menganggap bahwa dirinya sudah bisa dan tidak perlu
lagi belajar IPA. Dengan kondisi tersebut dan jika dibiarkan terlalu lama
dikhawatirkan prestasi belajar siswa menurun.
Dengan permasalahan yang terjadi, maka guru harus memberikan
motivasi-motivasi sehingga membangkitkan dan meningkatkan kembali minat siswa
pada mata pelajaran IPA. Dalam hal ini guru harus mencari dan menggunakan
pendekatan dalam pembelajaran yang efektif, inovatif, dan menyenangkan sehingga
siswa tetap tertarik dalam pembelajaran IPA. Sesuai dengan mata pelajaran IPA
yang bersifat alami, maka guru dapat menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual
Teaching Learning (CTL)).
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching
Learning (CTL)) merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran dengan konsep
pembelajaran disesuaikan dengan kondisi siswa. Dalam pembelajaran ini, siswa
mengalami sendiri, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan motivator.
Dengan pendekatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa kelas V
SDN Benteng Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur pada mata pelajaran
IPA.
C.
RUMUSAN DAN RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan
masalah pokok dalam penelitian ini adalah :
a.
Apakah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching
Learning (CTL)) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SDN Benteng
Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur dalam mata pelajaran IPA?
b.
Apakah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching
Learning (CTL)) dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa kelas V
SDN Benteng Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur pada mata pelajaran
IPA?
2.
Rencana Pemecahan Masalah
Masalah rendahnya minat siswa pada mata pelajaran IPA
dapat diminimalisir dengan menggunakan suatu pendekatan yang inovatif dalam pembelajaran. Dalam hal ini dapat
menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL)).
Dengan pendekatan tersebut dapat membangkitkan dan meningkat motivasi, minat,
dan sikap siswa dalam mata pelajaran IPA.
Penerapan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL))
dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkahnya adalah sebagai berikut
:
1.
Konstriktivisme (Constructivisme)
Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan
cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan
dan keterampilan barunya.
2.
Menemukan (Inquiry)
Guru harus merancang kegiatan pembelajaran yang merajuk pada kegiatan
menemukan apapun materi yang diajarkannya.
3.
Bertanya (Questioning)
Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan kegiatan bertanya.
4.
Masyarakat Belajar (Learning Community)
Menciptakan masyarakat belajar dengan pembentukan kelompok-kelompok
belajar yang anggotanya heterogen.
5.
Pemodelan (Modeling)
Guru menghadirkan model sebagai contoh atau media dalam pembelajaran.
6.
Refleksi (Reflection)
Refleksi dilakukan pada akhr pertemuan, misalnya dengan mencatat hal-hal
yang telah dipelajari diskusi, maupun hasil karya.
7.
Autentik Asesmen (Authentic Assessment)
Melakukan authentic assessment (penilaian sebenarnya) dengan berbagai
cara, baik dalam proses maupun hasil sebagai tolok ukur keberhasilan
pembelajaran.
Dari langkah-langkah di atas diharapkan siswa dapat
termotivasi dan semakin berminat bahkan menyukai mata pelajaran IPA karena
dalam pembelajarannya penuh dengan variasi.
D.
TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk :
a.
Mengungkap pendekatan yang dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa kelas V SDN Benteng Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur
pada mata pelajaran IPA.
b.
Mengungkap suatu pendekatan yang dapat meningkatkan
aktivitas dan kreativitas siswa kelas V SDN Pedawang Benteng Kecamatan Birem
Bayeun Kabupaten Aceh Timur pada mata pelajaran IPA.
E.
MANFAAT
a.
Bagi Siswa
Penelitan ini diharapkan dapat memberikan pengalamn bagi siswa dalam
pembelajaran dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
IPA, sehingga terbentuk lingkungan belajar yang lebih hidup dan bermakna.
b.
Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru, yakni dapat memberikan
pengalaman dan wawasan bagi guru bahwa dalam pembelajaran, khususnya bagi siswa
kelas rendah membutuhkan pendekatan pembelajaran yang dapat memberikan rasa nyaman
dan rasa senang pada siswa, sehingga dapat meningkatkan minat dan motivasi
siswa pada pembelajaran IPA.
F.
KAJIAN PUSTAKA
1.
Kajian Teori
IPA merupakan mata pelajaran yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kehidupan manusia melalui
pemecahan-pemecahan masalah yang dapat diidentifikasi (BNSP, 2006). Oleh karena
itu pembelajaran IPA menggunakan konsep pembelajaran yang alamiah.
Dalam pembelajaran IPA diperlukan motivasi, rangsangan dan dorongan yang
dapat membangkitkan gairah dan minat siswa terhadap mata pelajaran tersebut.
Hal-hal yang dapat memotivasi siswa dalam belajar antara lain :
1.
Anak yakin bahwa apa yang dipelajari akan bermanfaat
bagi dirinya.
2.
Situasi belajar yang menyenangkan
Menurut M. Sobry Sutikno, motivasi berpangkal dari
kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada dalam diri
seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu
tujuan. Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri sesesorang yang
ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan.
Nasution (1992) mengungkapkan pengertian motivasi
belajar, yaitu kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar.
Sedangkan Nurhayati (1999, dalam Maulana, 2002) berpendapat bahwa motivasi
belajar adalah suatu dorongan atau usaha untuk menciptakan situasi, kondisi,
dan aktivitas belajar, karena didorong adanya kebutuhan untuk mencapai tujuan
belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan dalam
diri individu untuk mencapai tujuan tertentu.otivasi ada dua, yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsisk. Motivasi intrinsik, adalah motivasi yang
timbul dari dalam diri individu tanpa ada paksaan dari orang lain, tetapi atas
dasar kemauan sendiri. Motivasi ekstrinsik, adalah jenis motivasi yang tmbul
sebagai akibat pengaruh dari luar diri individu atau motivasi yang timbul
karena pengaruh dari lingkungan.
Motivasi sangat menentukan hasil belajar siswa, oleh
karena untuk membangkitkan kembali minat siswa terhadap mata pelajaran IPA,
maka seorang guru harus terlebih dahulu membangkitkan motivasi belajar siswa.
Guru harus menumbuhkan kembali semangat siswa dalam belam belajar dan
meminimalisir kejenuhan siswa terhadap mata pelajaran IPA.
Dalam meningkatkan motivasi belajar anak dengan
memakai pendekatan pembelajaran yang inovatif dengan sarana dan prasarana belajar
yang kondusif. Dalam hal ini guru dapat menyelipkan tantangan dalam
pembelajaran, sehingga siswa dapat tertantang dan mengurangi kebosanan siswa
pada mata pelajaran tersebut.
Peningkatan motivasi belajar menggairahkan siswa dalam
belajar dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang efektif
dan inovatif. Dalam hal ini, guru dapat menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual
Teaching Learning (CTL)).
Pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching
Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Depdiknas,
2002).
Menurut Dr. Zolazlan Hamidi (2001), kaidah pendekatan
kontekstual atau Contextual Teaching Learning (CTL) adalah proses
pembelajaran yang merangkumkan contoh yang diterbitkan daripada pengalaman
harian dalam kehidupan pribadi masyarakat serta profesion dan menyajikan
aplikasi hands-on yang konkrit (nyata) tentang bahan yang akan dipelajari.
Pendekatan kontekstual memilki tujuh komponen, antara
lain :
1.
Konstriktivisme (Constructivisme)
Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan
cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan
dan keterampilan barunya.
2.
Menemukan (Inquiry)
Guru harus merancang kegiatan pembelajaran yang merajuk pada kegiatan
menemukan apapun materi yang diajarkannya.
3.
Bertanya (Questioning)
Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan kegiatan bertanya.
4.
Masyarakat Belajar (Learning Community)
Menciptakan masyarakat belajar dengan pembentukan kelompok-kelompok
belajar yang anggotanya heterogen.
5.
Pemodelan (Modeling)
Guru menghadirkan model sebagai contoh atau media dalam pembelajaran.
6.
Refleksi (Reflection)
Refleksi dilakukan pada akhr pertemuan, misalnya dengan mencatat hal-hal
yang telah dipelajari diskusi, maupun hasil karya.
7.
Autentik Asesmen (Authentic Assessment)
Melakukan authentic assessment (penilaian sebenarnya) dengan berbagai
cara, baik dalam proses maupun hasil sebagai tolok ukur keberhasilan
pembelajaran.
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual bertujuan
untuk membekali siswa dengan pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan
(ditransfer) dari suatu persalahan ke permasalahan lain, dari suau konteks ke
konteks lain (Suara Merdeka, 16 Februari 2004).
Pendekaan kontekstual sangat cocok digunakan dalam
mata pelajaran IPA karena dalam hal ini kaidah kontekstual lebih bertumpu pada
usaha guru sebagai pembimbing (fasilitator) yayng membimbing siswa ke arah
pembentukan daya pikir siswa melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran yang
bersifat alamiah yang bersumber dari pengalaman siswa. Dengan pengalaman siswa
yang tumbuh dari lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitar merupakan
material yang sangat berharga, dan dapat dikembangkan dalam pembelajaran.
Dengan kegiatan pendekatan kontekstual tersebut, diharapkan dapat mengurangi rasa
jenuh siswa terhadadap mata pelajaran IPA. Dengan kurangnya atau bahkan
hilangnya rasa jenuh siswa terhadap mata pelajaran IPA, maka dapat
membangkitkan kembali minat siswa terhadap pembelajaran IPA.
- Hipotesis Tindakan
Dengan pendekatan kontekstual atau Contextual
Teaching Learning (CTL), diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa kelas V SDN Benteng Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur pada mata
pelajaran IPA.
G.
METODE PENELITIAN
1.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
tindakan kelas (classromm-based action research) dengan peningkatan pada
unsure desain untuk memungkinkan diperolehnya gambara kefektifan tindakan yang
dilakukan.
a.
Perencanaan Awal
Guru (peneliti) merencanakan kegiatan penelitian
tindakan kelas dengan menentukan kegiatan serta pendekatan yang akan
dilaksanakan. Pada perencanaan awal ini, guru mengidentifikasi masalah yang
terjadi di kelas serta menentukan suatu penyelesaiannya dengan menggunakan
metode pembelajaran, model pembelajaran, maupun pendekatan pembelajaran
tertentu.
b.
Perencanaan Tindakan
Guru (peneliti) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebaai
pedoman dan acuan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Guru (peneliti)
membuat jadwal perencanaan tindakan kelas, dan mempersiapkan ala peraga atau
media yang diperlukan dalam penelitian.
c.
Pelaksanaan Tindakan
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Penelitian dilaksanakan oleh guru kelas dan dapat bekerja sama dengan guru ain
yang tebentuk dalam satu tim agar hasilnya lebih maksimal.
d.
Observasi
Observasi merupakan kediatan pengamatan/penagmbilan data untuk mengetahui
seberapa jauh efek tindakan. Observasi dapat dilakukan dengan menggunakan
lembar observasi.
e.
Refleksi
Guru (peneliti) mengadakan refleksi untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa terhadap penelitian yang telah dilaksanakan sebagai pedoman atau auan
dalam pelaksanaan siklus berikutnya.
2.
Perencanaan Tahap Penelitian
a.
Perencanaan Siklus I
Perencanaan :
Peneliti membuat RPP dan menyiapkan alat
peraga atau media yang diperlukan. Pada siklus ini, dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
IPA, misalnya dalam materi benda dan kegunaannya. Dalam hal ini peneliti
menggunakan konsep pembelajaran di luar kelas.
Pelaksanaan :
Siswa diajak belajar di luar kelas untuk mengurangi kejenuhan siswa setelah
lama belajar di dalam kelas. Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk
bernyanyi bersama guna membangkitkan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran.
Siswa mengamati benda-benda yang ada di lingkungan sekolah. Siswa menuliskan
ciri-ciri benda tersebut dan kegunaannya. Siswa melaporkan hasil tulisannya
secara lisan. Siswa lain diajak untuk berpendapat. Setelah itu siswa diminta
untuk membuat puisi tentang benda yang telah diamati. Siswa membacakan puisinya
di depan kelas. Pada akhir pembelajaran, siswa memajangkan hasil karyanya
ditempat yang telah disediakan. Guru meminta siswa untuk menyeleksi puisi yang
telah dibuat untuk menentukan tiga yang terbaik.
Observasi :
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang berupa check list
untuk mengetahui keaktifan dan antusiasme siswa pada saat pembelajaran.
Refleksi :
Guru membuat analisis data untu mengetahui tingkat keberhasilan tindakan pada
siklus I sebagai acuan untuk pelaksanaan pada siklus berikutnya.
b.
Perencanaan Siklus II
Perencanaan :
Guru membuat RPP dan mempersiapkan alat peraga ataupun media sebagai penunjang
pelaksanaan siklus II. Pada siklus ini, pembelajaran di dalam kelas dengan
konsep masyarakat belajar (learning community).
Pelaksanaan :
Guru mengkondisikan siswa untuk duduk secara berkelompok. Pada awal
pembelajaran guru meminta siswa untuk menunjukkan yel-yel yang telah dibuat
oleh masing-masing kelompok. Agar aktivitas siswa lebih meningkat, guru
mengajak siswa untuk berdiskusi. Guru menyediakan gambar benda-benda yang sering
siswa lihat dan berada di tempat umum, misalnya sekolah, terminal, pasar, dsb.
Siswa mengambil undian yang berisi gambar benda- benda di suatu tempat. Siswa
menuliskan nama benda, ciri-ciri benda yang diamati dan kegunaannya.
Masing-masing kelompok melaporkan hasil tulisannya dengan membacakannya. Siswa
lain diminta untuk berkomentar, jika mempunyai pendapat. Pembelajaran diakhiri
dengan benyuarakan kembali yel-yel tiap kelompok.
Observasi :
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang berupa check list
untuk mengetahui keaktifan dan kekompakan siswa dalam kelompok, serta
antusiasme siswa pada saat pembelajaran.
Refleksi :
Guru membuat analisis data untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan. Jika
hasilnya memenuhi target, maka penelitian tindakan akan dihentikan, dan jika
kurang berhasil maka penelitian tindakan akan dilanjutkan pada siklus
berikutnya.
3.
Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Benteng Kecamatan Birem Bayeun.
4.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Benteng Kecamatan Birem Bayeun
Kabupaten Aceh Timur, berjumlah 24 siswa untuk semester 1 tahun ajaran 2012/2013.
5.
Data dan Sumber Data
Jenis data dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
dapat berupa peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan penelitian
tindakan. Data kuantitatif menerangkan minat siswa dalam belajar, suasana
kelas, dan aktivitas siswa.
Sumber data dapat diperoleh dari guru, siswa, dan dokumen.
6.
Teknik Pengumpulan Data
Data dapat diperoleh dari lembar observasi yang berupa check list dan
skala penilaian.
7.
Teknik Analisis Data
Analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif.
8.
Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan tercapai jika siswa memperoleh nilai > 7 untuk
aktivitas siswa.
Daftar
Pustaka
Depdiknas, 2002. Pendekatan Kontestual (Contextual
Teaching Learning (CTL)). Jakarta: Depdiknas.
Aqib, Zainal, 2006. Penelitian Tindakan Kelas
untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.
Depdiknas, 2007.
Motivasi Belajar Kuat, Prestasi
Meningkat, Meningkatkan Motivasi Belajar Anak/Siswa. Artikel Les Privat
FSQ, (Online), (
http://lesprivatfsq.blogspot.com,
diakses 24 Oktober 2007)
Sutikno, M. Sobry, 2007.
Peran Guru dalam
Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa, (Online), (
http://www.bruderfic.or.id, diakses 22
Nopember 2007).
Portal Dunia Guru, 2007.
Penggunaan Metafora dalam
Pembelajaran IPA, (Online), (
http://www.duniaguru.com,
diakses 22 Nopember 2007).
Hamidin, Zolazlan, 2001.
P&P Kontekstual Sains
dan Matematik, (Online), (
http://www.tutor.com.my,
diakses 22 Nopember 2007).
Lampiran
A.
JADWAL
PENELITIAN
Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas V SD Negeri 1 Benteng
Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013
No
|
Uraian
|
Bulan /Minggu Ke
|
Agu
|
Sep
|
Okt
|
Nov
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
Persiapan
|
|
|
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Penyusunan
Instrumen Siklus I
|
|
|
|
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Pelaksanaan Siklus I
|
|
|
|
|
|
X
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Evaluasi Siklus I
|
|
|
|
|
|
|
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Penyusunan
Instrumen Siklus II
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Pelaksanaan Siklus II
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X
|
X
|
|
|
|
|
|
7
|
Evaluasi Siklus II
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X
|
|
|
|
|
8
|
Penyusunan Laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X
|
|
|
|
9
|
Seminar
Hasil Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X
|
|
|
Lampiran
: TIM PENELITIAN
a.
Nama :
Abdul Hadi
NIP : 19630707 198610 1
001
Tugas : Guru Kelas
Jabatan : Ketua /
Anggota
Lokasi
penelitian : SD Negeri Benteng
b.
Nama :
Lilis Srianah
NIP :
Jabatan : Anggota