A. JUDUL PENELITIAN
: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR SISWA KELAS V DALAM
PEMBELAJARAN IPS
MELALUI
PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE JIGSAW DI SD N JAMBO
LABU KEC.BIREM
BAYEUN ACEH TIMUR
B. BIDANG KAJIAN
: Strategi Pembelajaran
C. PENDAHULUAN
Dengan
perubahan paradigma dalam pengajaran, maka diperlukan model pembelajaran yang
tepat. Model pembelajaran yang perlu mendapat perhatian antara lain: pertama;
model kompetensi. Model pembelajaran ini menuntut siswa belajar dalam suasana
persaingan anak didik. Didasarkan teori behaviorisme, stimulasi- respon
(imbalan- ganjaran). Menempatkan anak didik dalam urutan rengking. Menanamkan
sikapagar aku bisa menang dan orang lain harus kalah. Maka dalam situasi ini
berlakulan prinsip homo homini socius atau survival of the fittest.
Model
pembelajaran yang kedua; model individual. Dalam model pembelajaran ini anak
didik diharapkan belajar sesuai dengan kemampuan mereka sendiri. Prinsipnya
adalah Distance learning, learning center, Self Acces Center. Menanamkan sikap
percayalah dirimu sendiri jangan percaya omongan orang.
Model
pembelajaran yang ketiga; model cooperative learning. Model cooperative
learning didasarkan pada filsafat homo
homini socius (Manusia adalah makhluk sosial). Lima unsur model pembelajaran
cooperative learning: 1) saling
ketergantungan positif, 2) tanggungjawab perseorangan, 3) tatap muka. Kegiatan
interaksi yang membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. 4)
Komunikasi antara anggota . Mengenali cara komunikasi yang efektif misalnya
cara menyanggah pendapat orang lain tanpa harus menyinggung perasaannya. 5)
evaluasi proses kelompok untuk menghasilkan kerja sama yang lebih efektif.
Berdasarkan
uraian tersebut maka penulis inggin menelaah lebih lanjut terkait dengan model
pembelajaran cooperative learning yang menggunakan model belajar Jigsaw. Teknik
ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis,mendengarkan, dan berbicara .
Pendekatan ini dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran, dan lebih tepat
bila diterapkan mata pelajaran IPS karena materi pembelajaran IPS itu cukup
luas dan menekankan pada sikap sosial siswa.
D. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
1.
Perumusan Masalah
Bagaimana peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas V dalam
pembelajaran IPS melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di SD N Jambo Labu
Kec.Birem Bayeun Aceh Timur ?
.
2.
Pemecahan Masalah
Untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran IPS di Kelas V SD N Jambo Labu
Kec.Birem Bayeun Aceh Timur dapat digunakan
model pembelajaran
Cooperative tipe
Jigsaw.
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran serta untuk mendapatkan data
secara empiris tentang peranan strategi mengajar Cooperative learning melalui
model pendekatan belajar Jigsaw di SD N Jambo Labu Kec.Birem Bayeun Aceh Timur ?
F. MANFAAT HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
yang bermuara
pada peningkatan hasil belajar terutama bermanfaat bagi:
a.
Siswa, diharapkan dapat memiliki kemampuan dasar untuk
pengembangan pembentukan prilaku dalam meningkatkan efektifitas pembelajaran.
b.
Guru, sebagai motifator dalam rangka mengatasi berbagai
masalah dalam belajar, sehingga dapat meningkatkan efektivitas
pembelajaran.
c.
Tenaga kependidikan lainnya dalam rangka mencari solusi dari kendala
belajar pada bidang-bidang pendidikan lainnya.
G. KAJIAN PUSTAKA
1.
Hakikat Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran menurut Disck dan carey merupakan keseluruhan
kegiatan untuk mencapai tujuan instruksional yang meliputi lima komponen utama
yaitu; 1) kegiatan pra instruksional, 2) penyajian informasi, 3) partisipasi
siswa, 4) pemberian tes, 5) tindak lanjut.
Teori ini juga merupakan suatu strategi instruksional berbasis
kompetensi karena sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai , terlebih dahulu
ditentukan kemampuan atau kompetensi yang akan diperoleh siswa sesudah kegiatan
instruksional.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa untuk merencanakan strategi
pembelajaran bagi satu satuan instruksional diperlukan beberapa fase yaitu ; 1)
pemilihan media, 2) pembuatan urutan dan
mengelompokkan tujuan, 3) merencanakan pra instruksional, tesing dan kegiatan
lanjutan, 4) merencanakan cara penyampaian informasi dan partisipasi siswa, dan
5) memberi kegiatan dan memperkirakan waktu yang dibutuhkan dalam setiap fase.
Strategi pembelajaran menurut Reiguluth terdiri dari tiga fariabel
yaitu; 1) strategi penyampaian, 2) penstruksturan isi bidang studi, dan 3)
pengelolaan pengajaran. Selanjutnya dijelaskan bahwa strategi penyampaian
adalah metode- metode ytang dipilih dalam mengurutkan dan mengkaitkan satuan
sekmen materi yang berhubungan . Sedangkan pengelolaan pengajaran dimaksudkan
sebagai metode- metode yang dipilih bagi kegiatan- kegiatan seperti
menjadwalkan sumber pembelajaran, memotifasi siswa dan menyampaikan laporan
kemajuan siswa.
Squires, Huitt dan Segars menenmpatkan strategi pembelajaran sebagai
bagian dari prilaku guru, yang mempengaruhi prilaku siswa dalam mencapai keberhasilan siswa dalam
pembelajaran. Mereka mengatakan bahwa dalam pembelajaran di dalam kelas yang
efektif , disamping strategi instruksional, maka yang tidak kalah pentingnya
dari prilaku guru adalah penggelolaan kelas serta perencanaan. Prilaku guru dalam
pembelajaran terdiri atas; 1) penyajian pelajaran, 2) melatih, 3) melihat
kinerja siswa dan memberi umpan balik.
2.
Hakekat Pembelajaran Cooperatif Learning
a. Pengertian Pembelajaran Cooperatif Learning
Penggertian
pembelajaran kooperatif juga dikemukakan Davidson dan Kroll (1991) dengan
menyatakan bahwa kegiatan yang berlangsung di lingkungan belajar siswa dalam
kelompok kecil yang saling berbagi ide-ide dan bekerja secara kolaboratif untuk
memecahkan masalahmasalah yang ada dalam tugas mereka adalah bentuk pembelajaran kooperatif. Selanjutnya
ditambahkannya bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang terstruktur dan
sistematis, di mana kelompok-kelompok kecil bekerja sama untuk mencapai
tujuan-tujuan bersama.
Berdasarkan pendapat beberapa pakar
disimpulkan bahwa belajar kooperatif merupakan suatu ide bahwa siswa bekerja sama dalam
belajar kelompok dan sekaligus masing-masing bertanggung jawab pada aktivitas
belajar anggota kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat menguasai
materi pelajaran dengan baik. Pembelajaran kooperatif menekankan kerja sama
antara siswa dalam kelompok.Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa siswa lebih
mudah menemukan dan memahami suatu konsep jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan
temannya. Banyak anggota suatu kelompok dalam belajar kooperatif, biasanya
terdiri dari empat sampai enam orang dimana anggota kelompok yang terbentuk
diusahakan heterogen berdasarkan perbedaan kemampuan akademik, jenis kelamin,
dan etnis.
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Learning
Pengembangan pembelajaran kooperatif learning bertujuan untuk pencapaian
hasil belajar, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan
sosial.
1) Pencapaian
Hasil Belajar
·
meningkatkan kinerja siswa dalam
tugas-tugas akademik
·
dapat mengubah norma budaya anak muda
dan membuat budaya lebih dapat menerima prestasi menonjol dalam berbagai tugas
pembelajaran akademik.
·
meningkatkan kemampuan akademiknya
karena rnemberi pelayanan sebagai tutor kepada teman sebaya yang membutuhkan
pemikiran lebih mendalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat di dalam materi
tertentu
2) Penerimaan terhadap Perbedaan Individu
·
penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut
ras, budaya, tingkat sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan
·
Seluruh siswa terlibat secara aktif dalam kelompak untuk
melakukan diskusi, memecahkan masalah dan mengujinya secara bersamasama,
sehingga terbentuk pengetahuan baru dari hasil kerjasama mereka
·
pengetahuan yang diperoleh melalui penemuan-penemuan dari
hasil kerjasama ini akan lebih bernilai permanen dalam pemahaman masing-masing
siswa.
3) Pengembangan keterampilan Sosial
·
mengajarkan kepada siswa
keterampilan kerja sama dan kolaborasi
·
membantu siswa menumbuhkan kemampuan kerja sama
c. Unsur Pembelajaran Cooperatif Learning
Johnson & Johnson (1999:32)
menyatakan bahwa ada lima unsur dasar yang terdapat dalam struktur pembelajaran
operatif, yaitu sebagai berikut:
Saling
ketergantungan positif:
Kegagalan dan keberhasilan kelompok merupakan
tanggungjawab setiap anggata kelompok oleh karena itu sesama anggota kelompok
harus merasa terikat dan saling tergantung positif.
Tanggungjawab
perseorangan:
Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk
menguasai materi pelajaran karena keberhasilan belajar kelompok ditentukan dari
seberapa besar sumbangan hasil belajar secara perorangan.
Tatap muka:
Interaksi yang terjadi melalui diskusi akan
memberikan keuntungan bagi semua anggota kelompok karena memanfaatkan
kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing anggota kelompok.
Komunikasi antar anggota
Keterampilan
berkomunikasi antar anggota kelompok sangatlah penting
Evaluasi proses kelompok:
Keberhasilan
belajar dalam kelompok ditentukan oleh proses kerja kelompok.
3.
Hakikat Model Belajar Jigsaw
a. Pengertian
Model pembelajaran Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan para
koleganya (1978). Model aslinya, yang diuraikan secara singkat dalam bagian
ini, mempersyaratkan pengembangan yang luas terhadap materi-materi khusus.
Model pembelajaran Jigsaw yang lebih praktis dan mudah diadaptasikan, yakni
Jigsaw II (Slavin, 1986a).
Model Jigsaw ini dapat digunakan bilamana materi yang harus dikaji
berbentuk narasi tertulis. Model ini paling cocok digunakan dalam
pelajaran-pelajaran semacam kajian-kajian sosial, sastra, beberapa bagian ilmu
pengetahuan (sains), dan berbagai hal terkait
dengan tujuan pembelajarannya adalah pemerolehan konsep bukan
keterampilan. "Bahan mentah" pengajaran untuk Jigsaw II biasanya
berupa materi yang berisi cerita, biografi, atau narasi yang serupa atau materi
deskriptif.
b. Tahapan Kegiatan
1)
Membaca
·
Waktu: setengah hingga satu jam pelajaran atau jadikan sebagai pekerjaan rumah (PR
) sebelumnya.
·
Gagasan utama: Siswa menerima topik-topik pakar dan membaca bahan yang telah diberikan
untuk menemukan gagasan utama yang terdapat dalam topik-topik tersebut.
·
Bahan yang diperlukan:
lembar pakar untuk
masing-masing siswa, terdiri dari empat topik pakar; teks atau tugas membaca
lainnya sebagai landasan bagi topik-topik pakar untuk masing-masing anak.
2)
Diskusi
Kelas Pakar
·
Waktu: setengah jam pelajaran atau lebih
·
Gagasan utama: Para siswa yang mendapatkan topik pakar yang
sama mendiskusikannya dalam kelompok.
·
Bahan yang diperlukan: lembar pakar dan teks untuk masing-masing anak;
(bersifat pilihan) bahan diskusi untuk masing-masing topik: satu untuk setiap
siswa dengan topik tersebut.
3)
Laporan
Kelompok
· Waktu: setengah jam pelajaran atau lebih
· Gagasan utama: Para pakar kembali ke tim mereka masing-masing untuk
mengajarkan topik-topik tersebut kepada teman-teman dalam tim.
4)
Tes
Para siswa mengambil kuis
individu yang mencakup semua topik.
·
Waktu:
setengah
jam pelajaran
· Gagasan
utama: Para siswa mengambil kuis
·
Bahan yang dibutuhkan: satu salinan kuis untuk masing-masing siswa
Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli
digambarkan sebagai berikut (Arends,
1997) :
Kelompok
Asal
Kelompok Ahli
Gambar. Ilustrasi Kelompok
Jigsaw
H. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN
1.
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas yang merupakan upaya peningkatan kualitas
pembelajaran.
2.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa
kelas V SD N Jambo Labu Kec.Birem Bayeu Aceh Timur.
3.
Prosedur Penelitian
Siklus 1
a.
Perencanaan
1)
Menyiapan RPP
(Rencana Program Pembelajaran) pada topik yang disiapkan untuk penelitian.
2) Merancang materi yang bersifat deskriptif sebagai instrumen tiap kelompok yang sesuai
dengan pokok bahasan bersama tim peneliti
3) Merancang instrumen
berbentuk lembar observasi aktifitas siswa
4) Merancang instrumen
berbentuk angket untuk menggali informasi tentang aktifitas belajar siswa
5) Menyiapkan instrumen
tes hasil belajar tertulis
6) Menyiapkan daftar
hadir siswa
7) Menyiapkan daftar
nilai hasil tes tertulis
8) Menyusun serangkaian
rencana tindakan secara menyeluruh yang akan dilaksanakan.
b.
Tindakan
Pelaksanaan tindakan dalam
kelas disesuaikan dengan siklus yang
telah direncanakan.
1) Menjelaskan materi
yang akan disampaikan
2) Melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
3) Menjelaskan sistem
pembelajaran model pembelajaran Cooperatif learning melalui pendekan belajar
Jigsaw yang akan dilaksanakan kepada siswa
4) Mingelompokkan siswa dengan jumlah anggota 4 orang tiap kelompok.
5) Memberikan materi kepada tiap orang dalam tim
dengan materi yang berbeda
6) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang
ditugaskan untuk menguasai materi tersebut kemudian menyampaikan kepada
temannya dikelompok lain
7) Membuat kelompok baru berdasarkan anggota tim
yang telah mempelajari topik/pokok bahasaan
yang sama
8) Anggota dari tim yang berbeda yang telah
mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok `baru (kelompok
ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
9) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap
anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka
tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan
sungguh-sungguh
10) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
di hadapan kelompok masing-masng
11)
Melakukan evaluasi tentang penggunaan model
pembelajaran kooperatif learning melalui pendekatan belajar Jigsaw pada topik tersebut dengan mengajukan
pertanyaan kepada siswa
12) Memberikan tes tentang
materi pelajaran yang telah diberikan selama periode siklus pertama.
c.
Observasi
1)
Melaksanakan pengamatan terhadap aktifitas siswa selama
proses pembelajaran berlangsung dengan bantuan kolaborator menggunakan cacatan
lapangan
2)
Mencatat semua aktifitas siswa dalam pembelajaran baik
positif mapun negatif dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan
3)
Mengorservasi dan mencatat kegiatan siswa yang menjadi
anggota kelompok yang melaksanakan peran sebagai tim ahli.
4)
Mengorservasi dan mencatat anggota kelompok lain yang melaksanakan kegiatan pembelajaran.
d.
Refleksi
1)
Melakukan evaluasi dan analisis terhadap hasil observasi melalui catatan pada lembar observasi tentang aktifitas siswa
dalam pembelajaraan siklus pertama
2)
Melakukan evaluasi dan analisis terhadap hasil observasi melalui angket observasi
tentang aktifitas siswa dalam pembelajaran siklus pertama
Evaluasi terhadap capaian yang
diperoleh pada siklus 1 didasarkan pada
dua hal yaitu tingkat aktifitas belajar
dan hasil belajar. Apabila jumlah siswa yang melaksanakan aktifitas pembelajaran kurang dari 80% dan
rata-rata kemampuan menjawab soal evaluasi
7,00, maka tindakan dilajutkan ke siklus 2.
Siklus 2
Pelaksanaan siklus 2 polanya sama dengan siklus 1, setelah
dilakukan perbaikan dan penyempurnaan
sesuai hasil evaluasi dan refleksi sebelumnya.
Gambar Alur Penelitian
4.
Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa macam.
a. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan
dengan rencana yang telah disusun sebelumnya.
b. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan jurnal harian guru yang ditulis secara bebas
untuk mencatat setting pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c. Angket
Angket digunakan untuk mendapatkan
informasi apakah siswa melakukan semua aktifitas pembelajaran yang direncanakan, kemudian hasilnya
disandingkan hasil observasi oleh kolaborator.
d. Tes Kemampuan Menjawab Pertanyaan
Tes kemampuan menjawab pertanyaan digunakan untuk mendapatkan data
kemampuan menjawab pertanyaan pada
setiap siklus.
I. JADWAL PELAKSANAAN
Penelitian dilaksanakan selama 4 (empat) bulan dari bulan Juli 2011 sampai dengan Oktober
2012 dengan jadwal pelaksanakan sebagai berikut:
No
|
Kegiatan
|
Bulan
|
Juli
|
Agustus
|
Septemb
|
Oktober
|
Nofembe
|
1
|
Persiapan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Penyusunan
Instrumen
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Pelaksanaan
Tindakan Siklus I
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Evaluasi
Tindakan Siklus I
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Pelaksanaan
Tindakan Siklus II
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Evaluasi
Tindakan Siklus II
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
Menyusun
Draft Laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
Seminar
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9
|
Menyusun
Laporan Final
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
10
|
Pengiriman
Laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
D. DAFTAR PUSTAKA
Melvin L, Silberman.
2006. Active Learning. 101 Cara Belajar Siswa Aktif: Bandung:
Nusamedia.
Lie, Anita, 2002. Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperatif
Learning di Ruang-
Ruang Kelas. Jakarta; PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Lundgren, L., 1994. Cooperative Learning In the Science Class Room, New
York;
Glenco Mc Millan/Mc
Graw Hill.
Nur Asma.
2006. Model Pembelajaraan Kooperatif.
Jakaarta: Dirjen Dikti – Direktorat
Ketenagaan
Rahayu, Sri, 2006 Penerapan Strategi Mengajar Kooperatif Learning melalui
Pendekatan
Belajar Jigsaw Dalam Pembentukan Sikap Demokrasi. Jurnal
Slavin, Thomsom. Model Pembelajaran Kooperatif, LEC: Anjarsari, 1997
Syaiful Bahri Djamarah. (1994).Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional.