PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A.
JUDUL PENELITIAN
PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
MENDESKRIPSI SECARA TERTULIS PADA SISWA KELAS I SD NEGERI 2 ALUE TEH KECAMATAN
BIREM BAYEUN KABUPATEN ACEH TIMUR
B.
MATA PELAJARAN DAN BIDANG KAJIAN
Mata pelajaran : Bahasa
Indonesia
Bidang kajian : pembelajaran
inovatif
C.
PENDAHULUAN
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan
intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang
keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa
dengan baik dan benar, maka diperlukan pendidikan dan pembelajaran bahasa
Indonesia. Pendidikan dan pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu
aspek penting yang perlu diajarkan kepada siswa di sekolah. Oleh karena itu
pemerintah membuat kurikulum bahasa Indonesia yang wajib untuk diajarkan kepada
siswa pada setiap jenjang pendidikan, yakni dari tingkat Sekolah Dasar (SD)
sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan suatu
tantangan tersendiri bagi seorang guru, mengingat bahasa ini bagi setiap sekolah
merupakan bahasa pengantar yang dipakai untuk menyampaikan materi pelajaran
yang lain. Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi membantu peserta didik untuk
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat dengan
menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis
dan imajinatif (Depdiknas, 2006).
Kenyataan yang terjadi pada saat ini, mata pelajaran
bahasa Indonesia sering diremehkan oleh sebagian besar siswa, bahkan dianggap
sebagai mata pelajaran yang membosankan, khususnya dalam aspek menulis. Padahal
manusia tidak terlepas dari bahasa. Terbukti dari penggunaannya untuk
percakapan sehari-hari, tentu ada peran bahasa yang membuat satu sama lain
dapat berkomunikasi dan saling menyampaikan maksud. Penggunaan bahasa tersebut
tidak hanya dalam bentuk lisan saja akan tetapi bahasa juga dapat digunakan
dalam bentuk tulisan. Pemikiran seseorang akan lebih mendapat pengakuan ketika
sudah “dituliskan” sehingga orang lain yang membaca akan mengetahui apa yang
ingin disampaikan (Anagram, 2007) dalam
http://reinemarie.wordpress.com.
Menurut Johana Pantow dkk (2002) yang tersedia dalam
http://digilib.itb.ac.id
pada tanggal 26 Januari 2008, menyatakan bahwa dalam dunia pendidikan, menulis
merupakan suatu tuntutan keterampilan yang harus dikuasai oleh manusia sebagai
bahasa tulis. Oleh karena itu, sejak dini pengajaran bahasa selalu harus
didasarkan pada keterampilan bahasa dimana salah satunya adalah
writing.
Kesulitan siswa dalam menulis biasanya terlihat ketika
siswa diminta untuk menulis sebuah karangan sederhana, mendeskripsikan suatu
benda ataupun ketika menulis puisi, mereka sering mengeluh dan terlihat bingung
dengan apa yang ingin mereka tulis. Kebosanan, kejenuhan, serta kebingungan
siswa dalam hal menulis sehingga mengakibatkan menurunnya prestasi belajar
dalam pembelajaran menulis.
Menurunnya prestasi belajar siswa dapat dibuktikan
dengan hasil tes pada mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis pada
tanggal 15 Januari 2008, dengan tujuan pembelajaran mendeskripsikan binatang dengan
bahasa tulis menggunakan media gambar yang dilaksanakan pada siswa kelas II SD
Negeri 2 Alue Teh Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur. Dari tes
tersebut diperoleh hasil tulisan siswa belum sempurna, karena penggunaan
katanya belum tepat dan kalimatnya cenderung diulang-ulang sehingga tidak mudah
untuk dipahami. Perolehan nilai rata-rata kelas yang seharusnya mencapai angka
di atas 70, pada kenyatannya hanya mencapai angka 65, sehingga hanya 27% siswa
yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bahasa Indonesia dalam aspek
menulis untuk kelas I semester II SD Negeri 2 Alue Teh Kecamatan Birem Bayeun
Kabupaten Aceh Timur. Dengan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka
guru harus mengambil tindakan, yakni dengan mencari dan menggunakan suatu
pendekatan atau model pembelajaran yang efektif, inovatif, dan berpotensi
memperbaiki pembelajaran menulis, sehingga meningkatkan minat, motivasi, dan
sikap siswa terhadap pembelajaran menulis yang berakibat pada meningkatnya
prestasi belajar siswa. Dengan demikian guru dapat merancang suatu bentuk
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan melalui pendekatan
kontekstual dengan media gambar sebagai media alternatif dalam pemecahan
masalah tersebut.
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and
Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Dikdasmen Diknas, 2002:1). Media
gambar dimaksudkan untuk memudahkan siswa dalam mendeskripsikan seekor binatang
dengan bahasa tulis. Media gambar digunakan dalam penelitian ini karena pola
berpikir siswa kelas II yang masih memerlukan media pembelajaran yang konkrit. Dengan
kedua hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas I SD
Negeri 2 Alue Teh Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur dalam
mendeskripsikan bintang dengan bahasa tulis.
D.
RUMUSAN MASALAH DAN RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka
rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah :
a.
Apakah melalui pendekatan kontekstual dapat
meningkatkan kemampuan mendeskripsi secara tertulis siswa kelas I SD Negeri 2
Alue Teh Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur?
b.
Apakah melalui pendekatan kontekstual dapat
meningkatkan aktivitas siswa kelas I SD Negeri 2 Alue Teh Kecamatan Birem
Bayeun Kabupaten Aceh Timur dalam pembelajaran?
c.
Bagaimana keterampilan guru menggunakan pendekatan
kontekstual dalam pembelajaran?
2.
Rencana Pemecahan Masalah
Masalah rendahnya prestasi belajar siswa kelas I SD
Negeri 2 Alue Teh Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur dalam mendeskripsi
dengan bahasa tulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia ditindaklanjuti oleh
guru dengan mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam hal ini, siswa
diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran dalam mendeskripsi dengan bahasa
tulis. Penelitian tindakan kelas (PTK) tersebut dilakukan dalam tiga siklus.
Setiap siklus terdiri dari perencaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Dalam
penelitian tindakan kelas (PTK) tersebut, dilakukan dengan suatu pembelajaran
yang inovatif dan diyakini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas I SD
Negeri 2 Alue Teh Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur. Pembelajaran
inovatif dalam penelitian ini menggunkan pendekatan kontekstual (Contextual
Teaching and Learning), dengan media berupa gambar binatang sebagai media dalam
pembelajaran individu (siklus I), puzzle (potongan gambar) seekor
binatang sebagai media dalam pembelajaran berbasis kelompok (siklus II), puzzle
(potongan gambar) beberapa binatang dalam satu lingkugan tempat hidupnya
sebagai media untuk pembelajaran berbasis kelompok (siklus III). Ketiga media
yang digunakan dalam PTK tersebut untuk merangsang keaktifan siswa dalam
bertanya jawab tentang hal-hal yang berkaitan dengan gambar, serta untuk
meningkatkan kreatifitas siswa dalam menyusun puzzle. Selain itu juga
sebagai alat bantu dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam medeskripsikan
binatang dalam bentuk tulisan. Dengan penelitian tindakan tersebut, diharapkan
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan nilai rata-rata kelas dalam
pencapaian tujuan tersebut di atas 70 dan dalam pembelajaran menulis setiap
siswa diharapkan dapat memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) bahasa Indonesia aspek menulis kelas II semester II yang telah dibuat dan
ditentukan oleh SD Negeri 2 Alue Teh Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh
Timur, yakni 70.
E.
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk :
a.
Mengetahui peningkatkan keterampilan siswa kelas I SD
Negeri 2 Alue Teh Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur menggunakan
pendekatan kontekstual dalam mendeskripsi secara secara tertulis.
b.
Mengetahui peningkatkan aktivitas siswa kelas I SD
Negeri 2 Alue Teh Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur dalam
pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual.
c.
Mendeskripsi keterampilan guru dalam menggunakan pendekatan
kontekstual (Contextual Teaching and Learning).
F.
MANFAAT PENELITIAN
1.
Manfaat Teoretis
Secara teoretis, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat
meningkatkan dan memperbaiki mutu pembelajaran menulis dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia pada siswa kelas I semester II dengan menggunakan media gambar
binatang melalui pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning).
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi Siswa
Penelitan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi siswa dalam
pembelajaran, sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar bahasa Indonesia,
khususnya dalam aspek menulis. Dengan demikian, siswa dapat menyukai kegiatan
menulis dan dapat mengembangkan kreativitas siswa dalam menuangkan berbagai
ide, gagasan, serta pengalamannya dalam sebuah tulisan imajinatif yang dapat
dinikmati oleh orang lain.
b.
Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru, yakni dapat memberikan
pengalaman dan wawasan bagi guru bahwa dalam membelajarkan bahasa Indonesia
pada aspek menulis, khususnya bagi siswa kelas rendah yang membutuhkan suatu pendekatan
dalam pembelajaran sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan rasa senang pada
siswa pada saat pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat termotivasi dalam
belajar dan akan berakibat pada pencapaian prestasi belajar yang maksimal dan
sesuai dengan harapan.
c.
Bagi Sekolah
Penelitian tindakan ini dilakukan sebagai tolok ukur dalam peningkatan
dan perbaikan mutu pembelajaran menulis di sekolah.
G.
KAJIAN PUSTAKA
1.
Kajian Teori
a.
Teori Belajar
Belajar secara umum adalah terjadinya perubahan pada
diri orang belajar karena pengalaman (Prof. Dr. Max Darsono, dkk, 2000:4).
Sedangkan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik
(Prof. Dr. Max Darsono, dkk, 2000:24).
Pembelajaran menurut Gestalt adalah usaha guru untuk
memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa, sehingga siswa lebih mudah
mengorganisirnya (mengaturnya) menjadi suatu gestalt (pola bermakna).
Nina Wiyana (2007) dalam
http://www.duniaguru.com,
menyampaikan tentang teori Gestalt yang mengungkapkan bahwa belajar adalah
perubahan perilaku individu yang terjadi melalui pengalaman.
b.
Pembelajaran bahasa Indonesia
Menurut M. Ngalim Purwanto (1997:4) bahasa
memungkinkan manusia untuk saling berhubungan (berkomunikasi), saling berbagi
pengalaman, saling belajar dari orang lain, memahami orang lain, menyatakan
diri, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Mata pelajaran Bahasa Indonesia
adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, mempertinggi kemampuan berbahasa,
dan menumbuhkan sikap posisitp terhadap bahasa Indonesia.
Achmad Alfianto (2006) yang tersedia dalam
http://re-researcengines.com,
menyebutkan bahwa pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek
penting yang perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah. Oleh karena itu,
mata pelajaran Bahasa Indonesia diibaratkan seperti ulat yang hendak bermetamorfosis
menjadi kupu-kupu.
M. Ngalim Purwanto (1997:4) juga menyebutkan ruang lingkup
pembelajaran bahasa Indonesia meliputi :
1.
penguasaan bahasa Indonesia;
2.
kemampuan memahami;
3.
keterampilan berbahasa/menggunakan bahasa untuk segala
macam keperluan;
4.
apresiasi sastra.
Menurut M. Ngalim Purwanto (1997:5) pembelajaran
bahasa Indonesia memiliki tujuan, antara lain :
1)
Tujuan umum
a.
Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara.
b.
Siswa memahami bahasa dari segi bentuk, makna, dan
fungsi, untuk bermacam tujuan/keperluan dan keadaan.
c.
Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia
untuk meningkatkan kemampuan intelektual (berpikir kreatif, menggunakan akal
sehat, menerapkan pengetahuan yang berguna; memecahkan masalah, kematangan
emosional, dan sosial).
d.
Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra
untuk mengembangkan kepribadian, memperluan wawasan kehidupan, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa
2)
Tujuan khusus
a.
Tujuan khusus dalam lingkup kebahasaan
1.
Siswa memahami cara penulisan kata-kata berimbuhan,
kata ulang, dan tanda baca dalam kalimat.
2.
Siswa memahami bentuk dan makna imbuhan.
3.
Siswa memahami ciri-ciri kalimat berita dan kalimat
perintah.
4.
Siswa memahami ucapan kalimat langsung dan tidak
langsung.
5.
Siswa memahami dan dapat mengaplikasikan makna kata
umum dan kata khusus.
6.
Siswa memahami dan dapat menggunakan makna ungkapan dan
peribahasa.
7.
Siswa memahami perbedaan dan dapat menggunakan sinonim
dan antonim.
8.
Siswa mampu membedakan bentuk puisi, prosa, dan drama
secara sederhana dan dapat menikmatinya.
b.
Tujuan khusus dalam lingkup pemahaman bahasa
1.
Siswa mampu memperoleh informasi dan memberi tanggapan
dengan tepat dalam berbagai hal kegiatan (mendengarkan, bercakap-cakap,
membaca, dan menulis).
2.
Siswa mampu menyerap pengungkapan perasaan orang lain
secara lisan dan memberi tanggapan yang cepat dan tepat.
3.
Siswa mampu menyerap pesan, gagasan, dan pendapat orang
lain dari berbagai sumber, baik tertulis maupun lisan.
4.
Siswa memperoleh kenikmatan dan manfaat dari
mendengarkan.
5.
Memahami dan dapat mengevaluasi isi bacaan dengan
tepat.
6.
Siswa mampu mencari sumber, mengumpulkkan, dan menyerap
informasi yang diperlukannya.
7.
Siswa mampu menyerap isi dan pengungkapan perasaan
melalui bacaan dan menanggapinya secara tepat.
8.
Siswa memiliki kegemaran membaca untuk meningkatkan
pengetahuan dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari dan membaca karya-karya
sastra.
c.
Tujuan khusus daam lingkup penggunaan
1.
Siswa mampu memberikan berbagai informasi secara lisan.
2.
Siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, pengalaman
dan pesan secara lisan.
3.
Siswa mampu mnegungkapkan perasaan secara lisan.
4.
Siswa mampu berinteraksi dan menjalin hubungan dengan
orang lain secara lisan.
5.
Siswa memiliki kepuasan dan kesenangan berbicara.
6.
Siswa mampu menuangkan pengalaman dan gagasannya secara
tertulis dengan jelas.
7.
Siswa mampu mengungkapkan perasaan secara tertulis
dengan jelas.
8.
Siswa mampu menuliskan informasi sesuai dengan konteks
keadaan.
c.
Menulis
Menulis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam seluruh
proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menulis
merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan catatan atau informasi pada suatu
media dengan menggunakan aksara (Wikipedia Indonesia, 2006) yang tersedia dalam
http://id.wikipedia.org.
Menulis memerlukan keterampilan karena diperlukan latihan-latihan yang
berkelanjutan dan terus-menerus (Dawson, dkk, dalam Nurchasanah 1997:68).
Secara garis besar, menulis adalah bentuk dari komunikasi yang membutuhkan
keterampilan agar menghasilkn tulisan yang baik.
Menurut Johana Pantow, dkk (2002) yang tersedia dalam
http://digilib.itb.ac.id
mengatakan bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus
dimiliki oleh orang yang menggunakan bahasa atau yang mempelajari suatu bahasa.
Dengan menulis seorang anak dapat membenamkan diri ke dalam proses kreatif,
yakni anak dapat menciptakan sesuatu yang juga berarti melontarkan
pertanyaan-pertanyaan, mengalami keraguan dan kebingungan , sampai akhirnya
menemukan pemecahan (Puji Arya Yanti, 2007) yang tersedia dalam
http://www.sabda.org.
Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis
adalah agar siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, pengetahuan secara
tertulis serta memiliki kegamaran menulis (Depdikbud, 1997).
Puji Arya Yanti (2007)
http://www.sabda.org, menyebutkan bahwa
dengan kegiatan menulis anak dapat memperoleh manfaat, antara lain :
1)
Anak dapat menyatakan perasaannya tentang apa yang
dialami dalam bentuk tulisan.
2)
Anak dapat menyatukan pikiran ketika menuangkan ide
dengan kata-kata.
3)
Anak dapat menunjukkn kasih kepada sesama, misalnya
dengan menulis surat ucapan terimakasih atau ulang tahun kepada orang tua,
teman, bahkan guru.
4)
Anak dapat meningkatkan daya ingat dengan cara membuat
dan menulis informasi tentang sesuatu.
d.
Menulis Deskripsi
Menulis deskripsi dapat dilakukan dengan cara
menuliskan kalimat-kalimat deskripsi dari gambar-gambar yang mereka miliki.
Kegiatan menulis deskripsi ini dapat merangsang anak untuk mengungkapkan suatu
bentuk/benda yang dipahami anak melalui tulisan (Puji Arya yanti, 2007)
http://www.sabda.org.
Anak-anak dapat diminta untuk menulis kalimat-kalimat
deskripsi dari gambar-gambar (sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan)
yang dipasang di kelas. Untuk me-
review, anak-anak dapat diminta untuk
memasangkan kalimat-kalimat itu sesuai dengan gambar-gambar tersebut. Sebagai
kreasi dalam pelajaran, anak-anak dapat menulis deskripsi tentang binatang-binatang
dan memasangkannya dengan foto binatang yang tersedia (PEPAK SABDA, 2002) yang
teredia dalam
http://pepak.sabda.org.
e.
Media gambar
Purwanti dan Eldarni (2004: 4) dalam Wijaya Kusumah
(2007) yang tersedia dalam
http://wijayalabs.blogspot.com, mengungkapkan
bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim pesan ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses pembelajaran.
Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan
Ely yang dikutip oleh Rohani (1997:16) dalam Wijaya Kusumah (2007) yang
tersedia dalam
http://wijayalabs.blogspot.com, yaitu:
1)
Gambar diam, baik dalam teks, bulletin, papan display,
slide, film strip, atau overhead proyector.
2)
Gambar gerak, baik hitam putih maupun berwana, baik
bersuara maupun yang tidak bersuara.
3)
Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun dalam piringan
hitam.
4)
Televisi.
5)
Benda-benda hidup simulasi maupun model.
6)
Instrisional berprogram ataupun CAI (Computer
Assisten Instruction).
a. Media
gambar dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis
karangan di sekolah dasar.
b. Penggunaan
media gambar dalam pembelajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkembangkan motivasi belajar, dan dapat mengatasi keterbatasan
pengalaman siswa dalam berimajinasi dan berekespresi.
c. Kendala
yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan media
gambar adalah keterbatasan waktu, karena pada umumnya guru sekolah dasar
mengajarkan beberapa bidang studi dalam satu kelas.
f.
Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning)
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and
Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Dikdasmen Diknas, 2002:1).
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual bertujuan
membekali siswa dengan pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan
(ditransfer) dari suatu permasalahan ke permasalahan lain, dari suatu konteks ke
konteks lain. Pengalaman awal siswa merupakan material yang sangat berharga.
Pengalaman awal ini dapat tumbuh dan berkembang dari lingkungan keluarga maupun
masyarakat sekitar. Dengan layanan guru yang memadai melalui berbagai bentuk
penugasan, siswa belajar bekerja sama untuk menyelesaikan masalah (
problem-based
learning) dan saling menghargai sehingga hubungan antarsiswa akan lebih
harmonis. Siswa yang merasa "kurang" dapat belajar bersama-sama siswa
yang pandai mengerjakan dan mempertanggungjawabkan proyek yang ditugaskan
(Zaenuri Mastur, 2004) dalam
http://www.suaramerdeka.com.
Menurut Dr. Zolazlan Hamidi (2001) dalam
http://www.tutor.com.my,
kaidah pendekatan kontekstual
(Contextual Teaching and Learning) adalah
proses pembelajaran yang merangkumkan contoh yang diterbitkan daripada
pengalaman harian dalam kehidupan pribadi masyarakat serta profesi dan
menyajikan aplikasi hands-on yang konkrit (nyata) tentang bahan yang akan
dipelajari.
Dikdasmen Diknas (2002:10-19), menyebutkan bahwa ada 7 (tujuh) unsur yang
harus ada dalam pembelajaran kontekstual, yaitu :
1)
Constructivisme, artinya bahwa dalam
pembelajaran kontekstual harus dapat membangun dan membentuk konsep atau
pengetahua baru.
2)
Inquiry, artinya bahwa dalam pembelajaran
kontekstual harus ada penemuan suatu konsep atau pengetahuan baru dari proses
yang dilakukan sendiri oleh siswa.
3)
Questioning, dalam pembelajaran harus muncul
banyak pertanyaan untuk menggiring siswa dalam menentukan konsep baru.
4)
Modeling, dalam pembelajaran kontekstual harus
ada contoh atau model yang dijadikan media dalam pembelajaran tersebut,
khususnya bidang keterampilan.
5)
Community Learning, dalam pembelajaran
kontekstual harus dapat diciptakan masyarakat belajar. Dalam hal ini siswa
belajar dalam bentuk kelompok untuk melakukan kerja sama.
6)
Reflection, artinya bahwa konsep pengetahuan
yang telah ditemukan dapat direfleksikan agar memiliki makna dalam kehidupan
siswa.
7)
Authentic Assessment, pembelajaran kontekstual
harus dinilai berdasarkan kenyataan yang ada (proses dan hasil) melalui
berbagai macam alat dan jenis penilaian.
g.
Hasil Penelitian Terdahulu
D. Syarifudin (2007) dalam penelitiannya yang berjudul
“Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan
Prosa”
yang tersedia dalam
http://ind.sps.upi.edu
mengungkapkan bahwa :
a. Media
gambar dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis
karangan di sekolah dasar.
b. Penggunaan
media gambar dalam pembelajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkembangkan motivasi belajar, dan dapat mengatasi keterbatasan
pengalaman siswa dalam berimajinasi dan berekespresi.
c. Kendala
yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan media
gambar adalah keterbatasan waktu, karena pada umumnya guru sekolah dasar
mengajarkan beberapa bidang studi dalam satu kelas.
Dalam
http://flahchintya23.wordpress.com yang
diakses 10 Maret 2008, menyatakan bahwa untuk meningkatkan keterampilan siswa
dalam menulis deskripsi dapat dilakukan dengan menggunakan strategi menulis
terbimbing. Strategi tersebut menekankan pada aktivitas pembelajaran menulis
secara berkolaborasi atau kerjasama di mana semua siswa mendapat bagian
(Farris, 1993). Penelitian Jubaidah (2004) menemukan fakta bahwa dengan
strategi kelompok dinyatakan dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi.
Sri Purwaningtyas (2007) dalam penelitiannya yang
berjudul “Pengaruh Pendekatan Kontekstual (CTL) Terhadap Keterampilan Menulis
Deskripsi” yang tersedia dalam
http://pasca.uns.ac.id,
mengungkapkan tentang keberhasilan penggunaan
pendekatan kontekstual dalam pembelajaran. Dalam penelitian tersebut dinyatakan
bahwa pembelajaran menulis deskripsi dengan pendekatan kontekstual menghasilkan
keterampilan menulis deskripsi siswa yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pembelajaran menulis deskripsi dengan pendekatan konvensional.
2.
Hipotesis Tindakan
Melalui pendekatan kontekstual (Contextual Teaching
and Learning) menggunakan media gambar yang dilaksanakan dalam siklus 1, 2,
dan 3, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas I SD Negeri 2
Alue Teh Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur dalam mendeskripsikan
binatang dengan bahasa tulis.
H.
METODE PENELITIAN
1.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
tindakan kelas (classromm-based action research) dengan peningkatan pada
unsur desain untuk memungkinkan diperolehnya gambaran kefektifan tindakan yang
dilakukan.
a.
Perencanaan Awal
a)
Merasakan adanya masalah.
b)
Analisis masalah
c)
Perumusan masalah
b.
Perencanaan Tindakan
a)
Membuat skenario pembelajaran.
b)
Mempersiapkan
fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas.
c)
Mempersiapkan instrument untuk merekan dan menganalisis
data mengenai proses dan hasil tindakan.
d)
Melaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan
untuk menguji keterlaksanaan rancangan.
c.
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang meliputi siapa yang
melakukan apa, kapan, di mana, dan bagaimana melakukannya. Skenario tindakan
yang telah direncakanan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada saat yang
bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi
serta diikuti dengan kegiatan refleksi.
d.
Observasi
Pada bagian pengamatan, dilakukan perekaman data yang
meliputi proses dan hasil dari pelaksanan kegiatan. Tujuan dilakukannya
pengamatan adalah untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi
dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.
e.
Refleksi
Pada bagian refleksi dilkukan analisis data mengenai
proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi
terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan.
2.
Perencanaan Tahap Penelitian
a.
Perencanaan Siklus I
1)
Perencanaan
Guru (peneliti) membuat perencanaan awal yakni dengan
mengidentifikasi masalah yang terjadi di dalam kelas, serta mecari alternatif
pemecahan masalah tersebut dengan menggunakan pendekatan atau model
pembelajaran tertentu. Dalam hal ini peneliti menggunakan pendekatan kontekstual
(Contextual Teaching and Learning) untuk meningkatkan keterampilan siswa
kelas II SD Negeri 2 Alue Teh Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur dalam
mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis menggunakan media gambar.
Peneliti melakukan perencanaan tindakan dengan membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam penelitian kali ini, peneliti
mengambil kompetensi dasar mendeskripsikan tumbuhan dan binatang di sekitar
secara sederhana dengan bahasa tulis. Pada siklus ini, peneliti menggunakan
media atau alat bantu pembelajaran berupa gambar ilustrasi tentang bintang yang
ada di lingkungan sekitar yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dinikmati
oleh semua siswa. Peneliti mempersiapkan lembar observasi mengenai aktivitas siswa
pada saat pembelajaran serta lembar penilaian hasil karya siswa.
2)
Pelaksanaan
Pada siklus ini peneliti menggunakan konsep belajar
secara individu untuk mengetahui tingkat kemampuan masing-masing siswa dengan
menggunakan media gambar melalui pendekatan kontekstual. Pelaksanaannya
dilakukan selama dua pertemuan. Prosedur pelaksanaannya sebagai berikut :
a)
Peneliti menayangkan gambar.
b)
Siswa mulai memperhatikan gambar dan mengamati hal-hal
yang ada dalam gambar.
c)
Siswa mulai mendeskripsikan binatang yang terdapat
dalam gambar dengan menyebutkan ciri-cirinya secara lengkap.
d)
Dalam kegiatan tersebut peneliti memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya dengan semua warga kelas.
e)
Peneliti memberikan arahan dan timbal balik kepada
siswa yang bertanya sehingga imajinasi siswa semakin kompleks.
f)
Siswa membacakan hasil tulisannya di depan kelas.
g)
Siswa lain mendengarkan.
h)
Peneliti memotivasi siswa dengan cara memberikan
penguatan verbal berupa kata-kata dan non verbal berupa tepuk tangan.
i)
Siswa memajangkan karyanya di tempat yang telah
disediakan.
j)
Sebagai akhir pembelajaran guru menyanyikan lagu “bebek-bebekku”.
3)
Observasi
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi yang berupa check list untuk mengetahui sejauh mana minat
siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan motivasi-motivasi yang diberikan
guru, untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran, serta tingkat
keterampilan dan daya imajinasi siswa dalam menulis, mengetahui kemahiran siswa
dalam mengolah kata-kata sehingga menjadi sebuah tulisan yang runtut, dengan
teknik penyajian yang sesuai.
4)
Refleksi
Peneliti membuat analisis data untuk mengetahui
tingkat keberhasilan tindakan pada siklus I sebagai acuan untuk pelaksanaan
pada siklus berikutnya.
b.
Perencanaan Siklus II
1)
Perencanaan
Pada siklus II guru (peneliti) membuat perencanaan
awal yakni dengan mengidentifikasi masalah yang terjadi di dalam kelas, serta
mecari alternatif pemecahan masalah tersebut dengan menggunakan pendekatan atau
model pembelajaran tertentu. Dalam hal ini peneliti tetap menggunakan
pendekatan pendekatan (Contextual Teaching and Learning) untuk meningkatkan
keterampilan siswa kelas I SD Negeri 2 Alue Teh Kecamatan Birem Bayeun
Kabupaten Aceh Timur dalam mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis
menggunakan media gambar.
Peneliti melakukan perencanaan tindakan dengan membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kompetensi dasar mendeskripsikan
tumbuhan dan binatang di sekitar secara sederhana dengan bahasa tulis. Pada
siklus ini, peneliti menggunakan media atau alat bantu pembelajaran berupa puzzle
(potongan gambar) tentang seekor binatang yang diketahui siswa untuk
masing-masing kelompok, karena pada siklus II ini, peneliti menggunakan konsep
pembelajaran dalam bentuk kelompok. Hal itu dimaksudkan untuk mengetahui
interaksi siswa dengan sesama. Peneliti juga menyediakan kertas undian untuk
mengambil puzzle yang telah disediakan. Sebagai alat untuk memotivasi
siswa dalam meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia guru menyediakan
piagam penghargaan untuk kelompok yang memiliki predikat kelompok Top 1,
kelompok Top 2, dan kelompok Top 3. Peneliti menyiapkan lembar obeservasi untuk
mengamati aktifitas siswa dalam kelompok pada saat pembelajaran dan lembar
penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dengan alternatif
pembelajaran yang dilakukan peneliti.
2)
Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan selama dua pertemuan dengan
konsep pembelajaran secara kelompok. Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai
berikut :
a)
Peneliti menyediakan media pembelajaran yang berupa puzzle
tentang gambar binatang yang ada di sekitar dan kertas undian untuk
mengambil gambar.
b)
Siswa dipersiapkan untuk duduk secara berkelompok
sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk.
c)
Sebelum memulai pembelajaran, siswa memberi nama untuk
masing-masing kelompoknya dengan nama binatang yang disukai.
d)
Siswa memberikan alasan tentang pemberian nama pada
kelompoknya.
e)
Setiap kelompok membuat yel-yel, kemudian diucapkan.
f)
Setiap kelompok mengambil puzzle sesuai dengan
undian.
g)
Siswa dalam kelompoknya menyusun puzzle
(potongan gambar) kemudian mengamati gambar yang telah terbentuk.
h)
Siswa menuliskan deskripsi tentang binatang dalam
gambar yang diamati, misalnya dengan menyebutkan ciri-cirinnya secara lengkap.
i)
Dalam kegiatan itu, guru terus memantau kerja siswa
seraya memberikan arahan-arahan yang diperlukan siswa.
j)
Setelah selesai menuliskan deskripsinya, siswa membuat
kalimat-kalimat tentang ciri-ciri binatang yang harus ditebak oleh kelompok
lain.
k)
Hasil karya siswa dibacakan di depan kelas oleh
perwakilan tiap kelompok.
l)
Guru bersama siswa menentukan kelompok-kelompok yang
yang berhak mendapatkan penghargaan.
m)
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhak
dalam bentuk piagam dan tanda bintang.
n)
Siswa memajangkan hasil karyanya ditempat yang telah
disediakan.
3)
Observasi
Observasi
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang berupa check list
untuk mengetahui sejauh mana minat siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan
motivasi-motivasi yang diberikan guru, untuk mengetahui aktifitas siswa dalam
pembelajaran, aktifitas siswa dalam kelompok, serta tingkat keterampilan dan
daya imajinasi siswa dalam menulis, dan untuk mengetahui kemahiran siswa dalam
mengolah kata-kata sehingga menjadi sebuah tulisan yang runtut, dengan teknik
penyajian yang sesuai.
4)
Refleksi
Peneliti membuat analisis data untuk mengetahui
tingkat keberhasilan tindakan pada siklus II sebagai acuan untuk pelaksanaan
pada siklus berikutnya jika memang diperlukan.
c.
Perencanaan Siklus III
1)
Perencanaan
Pada siklus III guru (peneliti) membuat perencanaan
awal yakni dengan mengidentifikasi masalah yang terjadi di dalam kelas, serta
mecari alternatif pemecahan masalah tersebut dengan menggunakan pendekatan atau
model pembelajaran tertentu. Dalam hal ini peneliti tetap menggunakan
pendekatan pendekatan (Contextual Teaching and Learning) untuk meningkatkan
keterampilan siswa kelas I SD Negeri 2 Alue Teh Kecamatan Birem Bayeun
Kabupaten Aceh Timur dalam mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis
menggunakan media gambar.
Peneliti melakukan perencanaan tindakan dengan membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kompetensi dasar mendeskripsikan
tumbuhan dan binatang di sekitar secara sederhana dengan bahasa tulis. Pada
siklus ini, peneliti menggunakan media atau alat bantu pembelajaran berupa puzzle
(potongan gambar) yang lebih rumit tentang beberapa binatang dalam satu
lingkungan hidupnya yang diketahui siswa untuk masing-masing kelompok, karena
pada siklus III ini, peneliti menggunakan konsep pembelajaran dalam bentuk
kelompok seperti pada siklus sebelumnya. Hal itu dimaksudkan untuk mengetahui
interaksi siswa dengan sesama dan untuk membuktikan bahwa pembelajaran menulis
secara kelompok hasilnya lebih optimal. Peneliti juga menyediakan kertas undian
untuk mengambil puzzle yang telah disediakan. Sebagai alat untuk
memotivasi siswa dalam meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia guru
menyediakan piagam penghargaan untuk kelompok yang memiliki predikat kelompok Good,
kelompok Better, dan kelompok Best. Peneliti menyiapkan lembar
obeservasi untuk mengamati aktifitas siswa dalam kelompok pada saat
pembelajaran dan lembar penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa
dengan alternatif pembelajaran yang dilakukan peneliti.
2)
Tindakan
Pelaksanaan dilakukan selama dua pertemuan dengan
konsep pembelajaran secara kelompok. Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai
berikut :
a)
Peneliti menyediakan media pembelajaran yang berupa puzzle
tentang gambar beberapa binatang yang ada di sekitar dan kertas undian untuk
mengambil gambar.
b)
Siswa dipersiapkan untuk duduk secara berkelompok
sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk.
c)
Sebelum memulai pembelajaran, siswa memberi nama untuk
masing-masing kelompoknya dengan nama binatang yang disukai.
d)
Siswa memberikan alasan tentang pemberian nama pada
kelompoknya.
e)
Setiap kelompok menyuarakan yel-yel dalam bentuk lagu
tentang binatang.
f)
Setiap kelompok mengambil puzzle sesuai dengan
undian.
g)
Siswa dalam kelompoknya menyusun puzzle
(potongan gambar) kemudian mengamati gambar yang telah terbentuk.
h)
Siswa menuliskan deskripsi tentang binatang dalam
gambar yang diamati, misalnya dengan menyebutkan ciri-cirinnya secara lengkap.
i)
Dalam kegiatan itu, guru terus memantau kerja siswa
seraya memberikan arahan-arahan yang diperlukan siswa.
j)
Setelah selesai menuliskan deskripsinya, siswa membuat
kalimat tebakan tentang ciri-ciri binatang yang harus ditebak oleh kelompok
lain.
k)
Hasil karya siswa dibacakan di depan kelas oleh
perwakilan tiap kelompok.
l)
Guru bersama siswa menentukan kelompok-kelompok yang
yang berhak mendapatkan penghargaan.
m)
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhak
dalam bentuk piagam dan tanda bintang.
n)
Siswa memajangkan hasil karyanya ditempat yang telah
disediakan.
3)
Observasi
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi yang berupa check list untuk mengetahui sejauh mana minat
siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan motivasi-motivasi yang diberikan
guru, untuk mengetahui aktifitas siswa dalam pembelajaran, aktifitas siswa
dalam kelompok, serta tingkat keterampilan dan daya imajinasi siswa dalam
menulis, dan untuk mengetahui kemahiran siswa dalam mengolah kata-kata sehingga
menjadi sebuah tulisan yang runtut, dengan teknik penyajian yang sesuai.
4)
Refleksi
Peneliti membuat
analisis data untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan pada siklus III
sebagai acuan untuk pelaksanaan pada siklus berikutnya jika memang diperlukan.
3.
Tempat Penelitian
Penelitian dilakukkan di kelas II SDN Alue The Kecamatan Birem Bayeun
Kanupaten Aceh Timur.
4.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas I SD Negeri 2 Alue Teh
Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur, berjumlah 22 siswa untuk semester II tahun pelajaran 2012/2013.
5.
Data dan Sumber data
Jenis data bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa
peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan penelitian tindakan dengan
lembar penilaian hasil karya siswa. Data kuantitatif menerangkan minat siswa
dalam belajar, suasana kelas, dan aktifitas siswa yang dapat diperoleh dari
lembar observasi mengenai aktifitas siswa baik secara individu maupun dalam
kelompok. .
Sumber data dapat diperoleh dari guru, siswa, dan dokumen (foto).
6.
Teknik Pengumpulan data
Data diperoleh dari lembar observasi yang berupa check list dan skala
penilaian.
7.
Teknik Analisis data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dengan sistem
peringkat untuk mengetahui peningkatan yang ada setelah dilakukan penelitian.
8.
Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan tercapai jika :
a.
Nilai yang diperoleh siswa dalam menulis deskripsi
menunjukkan hasil baik pada lembar penilaian. Dengan demikian, setiap siswa
dapat mencapai nilai 70 sebagai kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata
pelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis untuk kelas I semester II SDN 02
Pedawang tahun ajaran 2012/2013.
b.
Nilai aktivitas siswa selama pembelajaran menunjukkan
hasil baik dengan tampaknya indikator-indikator dalam lembar pengamatan.
c.
Nilai keterampilan guru selama pembeajaran menunjukkan
hasil baik dengan tampaknya indikator-indikator dalam lembar pengamatan
keterampilan guru mengajar.
I.
JADWAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
No
|
Pelaksanaan
penelitian
|
Juli
|
Agustus
|
September
|
Oktober
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1.
|
Proposal PTK
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Siklus I
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ü
|
ü
ü
ü
|
|
|
|
|
3.
|
Siklus II
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ü
|
ü
ü
ü
|
|
|
|
|
4.
|
Siklus III
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ü
|
|
ü
ü
ü
|
|
|
|
5.
|
Pelaporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
Keterangan:
1.
Pelaksanaan tindakan pada siklus I : 28-29 Juli 2013
2.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II : 30-31 September 2013
3.
Pelaksanaan tindakan pada siklus III : 2-3 Oktober
2013
J.
TIM PENELITIAN
1.
Nama :
Rusmiati, S.Pds
NIP : 19711110 200006 2
001
Jabatan : Ketua
Lokasi
penelitian : SDN 2 Alue Teh Kec.Birem
Bayeun
kab. Aceh Timur
2.
Nama :
Purwanti, S.Pd
NIP : 19811203 200312 2
002
Jabatan : Anggota
3.
Nama :
Amiruddin, S.Pd
NIP : 19630810 198309 1
001
Jabatan : Anggota /
Kepala Sekolah
DAFTAR
PUSTAKA
Alfianto, Achmad, 2006.
Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah,
Metamorfosis Ulat menjadi Kepompong. Artikel Pendidikan Network, (Online),
(
http://re-researchengines.com,
diakses 24 Oktober 2007).
Ani, Diah, 2007.
Pembelajaran Pakem. Sebuah Perjalanan Menuju
Perubahan. (Online), (
http://mbeproject.net, diakses 15 Januari
2008).
Aqib, Zainal, 2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru.
Bandung: Yrama Widya.
Artati. Y. Budi, 2004. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Klaten : Intan Pariwara.
Arya Yanti, Puji, 2007.
Menumbuhkan Budaya Menulis pada Anak.
(Online), (
http://www.sabda.org,
diakses 24 Februari 2008).
BSNP, 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI.
Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan.
Darsono, Max, 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP
Semarang Press.
Depdikbud, 1994. Kurikulum SD GBPP Bahasa Indonesia. Jakarta:
Depdikbud.
Dikdasmen Diknas, 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching
and Learning (CTL)). Jakarta: Depdiknas.
Hamidi, Zolazlan, 2001.
P&P Kontekstual Sains dan Tematik,
(Online), (
http://www.tutor.com.my,
diakses 22 Nopember 2007).
Pantow, Johana, dkk, 2002.
Analisa kemampuan menulis Bahasa Inggris
Mahasiswa FKIP-UT. (Online), (
http://digilib.itb.ac.id, diakses 26
januari 2008).
Purwaningtyas, Sri, 2007.
Pengaruh Pendekatan Kontekstual (CTL)
Terhadap Keterampilan Menulis Deskripsi, (Online), (
http://pasca.uns.ac.id,
diakses 10 Maret 2008).
Purwanto, M. Ngalim, 1997. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia
di Sekolah Dasar. Jakarta: Rosda Jayaputra.
Sriwilujeng, Dyah, dkk, 2007. Pembelajaran Terpadu dengan
Pendekatan Tematik. Malang: Erlangga.
Syahrudin, D, 2007.
Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Karangan Prosa, (Online), (
http://ind.sps.upi.edu,
diakses 10 Maret 2008).
Umar, A. Rozaq, dkk. 2004. Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas 2 SD
dan MI. Klaten : Sahabat.