PENGERTIAN PTK
Rabu, 17 November 2010
PENELITIAN TINDAKAN KELAS I
A. PENGERTIAN
Classroom
action research (CAR) adalah action
research yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Action research pada
hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan- …”, yang
dilakukan secara siklik, dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu
terpecahkan. Ada
beberapa jenis action research,
dua di antaranya adalah individual
action research dan collaborative
action research (CAR). Jadi CAR bisa berarti dua hal, yaitu classroom action research dan collaborative action research;
dua-duanya merujuk pada hal yang sama.
Action
research termasuk
penelitian kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat
kuantitatif. Action research berbeda
dengan penelitian formal, yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun
teori yang bersifat umum (general). Action
research lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya
kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil action research dapat saja
diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang mirip dengan yang dimliki
peneliti.
Perbedaan
antara penelitian formal dengan classroom
action research disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 1.
Perbedaan antara Penelitian Formal dengan Classroom Action Research
Penelitian Formal
|
Classroom Action Research
|
Dilakukan oleh orang lain
|
Dilakukan oleh guru/dosen
|
Sampel harus
representatif
|
Kerepresentatifan sampel
tidak diperhatikan
|
Instrumen harus valid dan
reliabel
|
Instrumen yang valid dan
reliabel tidak diperhatikan
|
Menuntut penggunaan
analisis statistik
|
Tidak diperlukan analisis
statistik yang rumit
|
Mempersyaratkan hipotesis
|
Tidak selalu menggunakan
hipotesis
|
Mengembangkan teori
|
Memperbaiki praktik
pembelajaran secara langsung
|
B. MODEL – MODEL ACTION RESEARCH
Model Kurt
Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dari berbagai model action research, terutama classroom action research. Dialah
orang pertama yang memperkenalkan action
research. Konsep pokok action
research menurut Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu
: (1) perencanaan (planning),
(2) tindakan (acting), (3)
pengamatan(observing), dan
(4) refleksi (reflecting).
Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus.
Model
Kemmis & Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang
diperkenalkan Kurt lewin seperti yang diuraikan di atas, hanya saja
komponen acting danobserving dijadikan satu
kesatuan karena keduanya merupakan tindakan yang tidak terpisahkan, terjadi
dalam waktu yang sama
C. MASALAH CAR
Berikut ini
merupakan hal-hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan masalah CAR.
1. Banyaknya Masalah yang Dihadapi Guru
Setiap hari
guru mengahadapi banyak masalah, seakan-akan masalah itu tidak ada
putus-putusnya. Oleh karena itu guru yang tidak dapat menemukan masalah
untuk CARsungguh ironis.
Merenunglah barang sejenak, atau ngobrollah dengan teman sejawat, Anda akan
segera menemukan kembali seribu satu masalah yang telah merepotkan Anda selama
ini.
2. Tiga Kelompok Masalah Pembelajaran
Masalah
pembelajaran dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu (a) pengorganisasian materi pelajaran,
(b) penyampaian materi pelajaran,
dan (c) pengelolaan kelas.
Jika Anda berfikir bahwa pembahasan suatu topik dari segi sejarah dan geografi
secara bersama-sama akan lebih bermakna bagi siswa daripada pembahasan secara
sendiri-sendiri, Anda sedang berhadapan dengan masalah pengorganisasian materi.
Jika Anda suka dengan masalah metode dan media, sebenarnya Anda sedang
berhadapan dengan masalah penyampaian materi. Apabila Anda menginginkan kerja
kelompok antar siswa berjalan dengan lebih efektif, Anda berhadapan dengan
masalah pengelolaan kelas. Jangan terikat pada satu kategori saja; kategori
lain mungkin mempunyai masalah yang lebih penting.
3. Masalah yang Berada di Bawah Kendali Guru
Jika Anda
yakin bahwa ketiadaan buku yang menyebabkan siswa sukar membaca kembali materi
pelajaran dan mengerjakan PR di rumah, Anda tidak perlu melakukan CAR untuk meningkatkan
kebiasaan belajar siswa di rumah. Dengan dibelikan buku masalah itu akan
terpecahkan, dan itu di luar kemampuan Anda. Dengan perkataan lain yakinkan
bahwa masalah yang akan Anda pecahkan cukup layak (feasible), berada di dalam
wilayah pembelajaran, yang Anda kuasai. Contoh lain masalah yang berada di luar
kemampuan Anda adalah: Kebisingan kelas karena sekolah berada di dekat jalan
raya.
4. Masalah yang Terlalu Besar
Nilai UAN
yang tetap rendah dari tahun ke tahun merupakan masalah yang terlalu besar
untuk dipercahkan melalui CAR,
apalagi untuk CAR individual
yang cakupannya hanya kelas. Faktor yang mempengaruhi Nilai UAN sangat kompleks
mencakup seluruh sistem pendidikan. Pilihlah masalah yang sekiranya mampu untuk
Anda pecahkan.
5. Masalah yang Terlalu Kecil
Masalah
yang terlalu kecil baik dari segi pengaruhnya terhadap pembelajaran secara
keseluruhan maupun jumlah siswa yang terlibat sebaiknya dipertimbangkan
kembali, terutama jika penelitian itu dibiayai oleh pihak lain. Sangat
lambatnya dua orang siswa dalam mengikuti pelajaran Anda misalnya, termasuk
masalah kecil karena hanya menyangkut dua orang siswa; sementara masih banyak
masalah lain yang menyangkut kepentingan sebagian besar siswa.
6. Masalah yang Cukup Besar dan Strategis
Kesulitan
siswa memahami bacaan secara cepat merupakan contoh dari masalah yang cukup
besar dan strategis karena diperlukan bagi sebagian besar mata pelajaran. Semua
siswa memerlukan keterampilan itu, dan dampaknya terhadap proses belajar siswa
cukup besar. Sukarnya siswa berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran, dan
ketidaktahuan siswa tentang meta
belajar (belajar bagaimana belajar) merupakan contoh lain dari
masalah yang cukup besar dan strategis. Dengan demikian pemecahan masalah akan
memberi manfaat yang besar dan jelas.
7. Masalah yang Anda Senangi
Akhirnya
Anda harus merasa memiliki dan senang terhadap masalah yang Anda teliti. Hal
itu diindikasikan dengan rasa penasaran Anda terhadap masalah itu dan keinginan
Anda untuk segera tahu hasil-hasil setiap perlakukan yang diberikan.
8. Masalah yang Riil dan Problematik
Jangan
mencari-cari masalah hanya karena Anda ingin mempunyai masalah yang berbeda
dengan orang lain. Pilihlah masalah yang riil, ada dalam pekerjaan Anda
sehari-hari dan memang problematik (memerlukan pemecahan, dan jika ditunda
dampak negatifnya cukup besar).
9. Perlunya Kolaborasi
Tidak ada
yang lebih menakutkan daripada kesendirian. Dalam collaborative action reseach Anda
perlu bertukar fikiran dengan guru mitra dari mata pelajaran sejenis atau guru
lain yang lebih senior dalam menentukan masalah.
D. IDENTIFIKASI, PEMILIHAN, DESKRIPSI, DAN
RUMUSAN MASALAH
1. Identifikasi Masalah
Dalam
mengidentifikasikan masalah, Anda sebaiknya menuliskan semua masalah yang Anda
rasakan selama ini.
2. Pemilihan Masalah
Anda tidak
mungkin memecahkan semua masalah yang teridentifikasikan itu secara sekaligus,
dalam suatu action research yang
berskala kelas. Masalah-masalah itu berbeda satu sama lain dalam hal
kepentingan atau nilai strategisnya. Masalah yang satu boleh jadi merupakan
penyebab dari masalah yang lain sehingga pemecahan terhadap yang satu akan
berdampak pada yang lain; dua-duanya akan terpecahkan sekaligus. Untuk dapat
memilih masalah secara tepat Anda perlu menyusun masalah-masalah itu
berdasarkan kriteria tersebut: tingkat kepentingan, nilai strategis, dan nilai
prerekuisit. Akhirnya Anda pilih salah satu dari masalah-masalah tersebut,
misalnya “Siswa tidak dapat melihat hubungan antara mata pelajaran yang satu
dengan yang lain.”
3. Deskripsi Masalah
Setelah
Anda memilih salah satu masalah, deskripsikan masalah itu serinci mungkin untuk
memberi gambaran tentang pentingnya masalah itu untuk dipecahkan ditinjau dari
pengaruhnya terhadap pembelajaran secara umum maupun jumlah siswa yang
terlibat.
Contoh:
“Jika diberi pelajaran dengan pendekatan terpadu antara geografi, ekonomi, dan
sejarah siswa merasa sukar mentransfer keterampilan dari satu pelajaran ke
pelajaran lain. Pelajaran yang saya berikan adalah geografi, tetapi saya sering
mengaitkan pembahasan dengan mata pelajaran lain seperti ekonomi dan sejarah.
Ketika saya minta siswa mengemukakan hipotesis tentang pengaruh Danau Toba
terhadap perkembangan ekonomi daerah, siswa terasa sangat bingung; padahal
mereka telah dapat mengemukakan hipotesis dengan baik dalam mata pelajaran
geografi. Saya khawatir siswa hanya menghafal pada saat dilatih mengemukakan
hipotesis. Padahal dalam kehidupan sehari-hari keterampilan berhipotesis harus
dapat diterapkan di mana saja dan dalam bidang studi apa saja. Pada hakikatnya
setiap hari kita mengemukakan hipotesis. Ketidakbisaan siswa itu terjadi
sepanjang tahun, tidak hanya pada permulaan tahun ajaran. Kelihatannya semua
siswa mengalami hal yang sama, termasuk siswa yang cerdas. Guru lain ternyata
juga mengalami hal yang sama, siswanya sukar mentransfer suatu keterampilan ke
mata pelajaran lain.”
4. Rumusan Masalah
Setelah
Anda memilih satu masalah secara seksama, selanjutnya Anda perlu merumuskan
masalah itu secara komprehensif dan jelas. Sagor (1992) merinci rumusan
masalah action research menggunakan
lima
pertanyaan:
1.
Siapa yang terkena dampak negatifnya?
2.
Siapa atau apa yang diperkirakan sebagai penyebab masalah itu?
3.
Masalah apa sebenarnya itu?
4.
Siapa yang menjadi tujuan perbaikan?
5.
Apa yang akan dilakukan untuk mengatasi hal itu? (tidak wajib,
merupakan hipotesis tindakan).
Contoh
rumusan masalah:
§ Siswa di SLTP-X tidak dapat
melihat hubungan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain di sekolah (Ini menjawab pertanyaan 1 dan 3)
§ Grup action research percaya bahwa
hal ini merupakan hasil dari jadwal mata pelajaran dan cara guru mengajarkan
materi tersebut (Ini menjawab pertanyaan 2)
§ Kita menginginkan para
siswa melihat relevansi kurikulum sekolah, mengapresiasi hubungan antara
disiplin-disiplin akademis, dan dapat menerapkan keterampilan yang diperoleh
dalam satu mata pelajaran untuk pemecahan masalah dalam mata pelajaran lain (Ini menjawab pertanyaan 4)
§ Oleh karena itu kita
merencanakan integrasi pembelajaran IPA, matematika, bahasa, dan IPS dalam
satuan pelajaran interdisiplin berjudul Masyarakat dan Teknologi (Ini manjawab pertanyaan 5)
Contoh
pertanyaan penelitian:
1.
Kesulitan apa yang dialami siswa dalam mentransfer keterampilan
dari satu mata pelajaran satu ke mata pelajaran lain?
2.
Apakah siswa dapat mentrasfer keterampilan lebih mudah antara
dua mata pelajaran yang disukai?
3.
Apa yang menyebabkan siswa menyukai suatu mata pelajaran?
4.
Apakah ada perbedaan antara prestasi belajar siswa yang belajar
dalam kelas mata pelajaran multidisiplin dibandingkan dengan mereka yang dalam
kelas mata pelajaran tunggal?
E. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
1. Kajian Teori
Dalam
membuat rumusan masalah di atas sebenarnya Anda telah melakukan “analisis
penyebab masalah” sekaligus membuat “hipotesis tindakan” yang akan diberikan
untuk memecahkan masalah tersebut. Untuk melakukan analisis secara tajam dan
menjustifikasi perlakuan yang akan diberikan, Anda perlu merujuk pada
teori-teori yang sudah ada. Tujuannya sekedar meyakinkan bahwa apa yang Anda
lakukan dapat dipertanggungjawabkan secara profesional. Dalam hal ini proses
kolaborasi memegang peranan yang sangat penting.
Anda juga
perlu membaca hasil penelitian terakhir, termasuk CAR, siapa tahu apa yang akan Anda
lakukan sudah pernah dilakukan oleh orang lain; Anda dapat mengambil manfaat
dari pengalaman orang itu. Manfaat lain yang lebih penting, Anda akan
mengetahui trend-trend baru
yang sedang diperhatikan atau diteliti oleh para guru di seluruh dunia.
Sekarang ini sedang nge-trend pembelajaran
yang bernuansa quantum teaching, quantum
learning, contextual learning, integrated curriculum, dan competency based
curriculum yang semua berorientasi pada kepentingan siswa.
Jika penelitian Anda masih berkutat pada pemberian drill dan PR agar nilai UAN
mereka meningkat, tanpa memperdulikan rasa ketersiksaan siswa, profesionalisme
Anda akan dipertanyakan.
2. Hipotesis Tindakan
Lakukanlah
analisis penyebab masalah secara seksama agar tindakan yang Anda rencanakan
berjalan dengan efektif. Hipotesis tindakan dapat Anda tuliskan secara
eksplisit, tetapi dapat juga tidak karena pada dasarnya Anda belum tahu
tindakan mana yang akan berdampak paling efektif.
F. METODOLOGI
1.
Setting Penelitian
Setting penelitian perlu Anda
uraikan secara rinci karena penting artinya bagi guru lain yang ingin meniru
keberhasilan Anda. Mereka tentu akan mempertimbangkan masak-masak apakah ada
kemiripan antara setting sekolahnya
dengan setting penelitian
Anda.
2. Perbedaan Mengajar Biasa dengan CAR
Dalam
melakukan CAR kegiatan
mengajar standar (biasa) berlangsung secara alami; tetapi ada bagian-bagian
tertentu yang diberi perlakuan secara khusus dan diamati dampaknya secara
seksama. Langkah-langkah seperti pembuatan satuan pelajaran, rencana pelajaran,
lembaran kerja, dan alat bantu pembelajaran lainnya adalah langkah pembelajaran
standar, bukan CAR.
Asumsinya CAR dilaksanakan
oleh guru yang sudah melaksanakan pembelajaran standar secara lengkap tetapi
belum berhasil. Ia akan memodifikasi bagian-bagian tertentu dari pembelajaran
standar itu. Bagian yang dimodifikasi itulah fokus dariCAR Anda.
3. Tahap Perencanaan
Tahap
perencanaan CAR sebaiknya
hanya menguraikan hal-hal yang berkaitan denganCAR. Jika ada perubahan pada satuan pelajaran
misalnya, hanya bagian yang diubah saja yang perlu diuraikan secara rinci. Akan
lebih baik jika perubahan itu diletakkan dalam konteks satuan pelajaran aslinya
sehingga terlihat jelas besar perubahan yang dilakukan. Perangkat-perangkat
pembelajaran juga hanya tambahannya yang diuraikan secara rinci. Jika
pembelajaran standar telah dilaksanakan dengan baik perangkat pembelajaran yang
diperlukan untuk CAR dengan
sendirinya sebagian besar sudah tersedia.
Yang sering
terjadi dalam CAR selama ini
pembelajaran standar belum dilaksanakan sehingga CAR menjadi wahana untuk
mewujudkan pembelajaran standar. Hal itu terlihat dari latar belakang yang
diuraikan secara emosional oleh peneliti, umumnya menggambarkan pembelajaran
yang sangat tradisional, buruk, dan di bawah standar. Setelah sekolah mendapat
bantuan dana peningkatan kualitas pembelajaran pun uraian latar belakang itu
tidak menunjukkan adanya perubahan yang berarti. Secara tidak langsung
ditunjukkan bahwa perlakuan-perlakuan yang diberikan oleh pemberi dana selama
ini berlalu tanpa bekas.
Tahap
perencanaan bisa memerlukan waktu setengah bulan karena harus mempersiapkan
segala sesuatu yang diperlukan, termasuk di dalamnya adalah penyusunan jadwal,
pembuatan instrumen, dan pemilihan kolaborator.
4. Siklus-siklus
Dalam CAR siklus merupakan ciri
khas yang membedakannya dari penelitian jenis lain; oleh karena itu siklus
harus dilaksanakan secara benar. Siklus pada hakikatnya adalah rangkaian
“riset-aksi-riset-aksi- …” yang tidak ada dalam penelitian biasa. Dalam
penelitian biasa hanya terdapat satu riset dan satu aksi kemudian disimpulkan.
Dalam CARhasil yang belum
baik masih ada kesempatan untuk diperbaiki lagi sampai berhasil.
Siklus
terdiri dari (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) pengamatan; dan (4)
refleksi; dan (5) perencanaan kembali. Yang diuraikan dalam siklus hanya bagian
yang dimodifikasi melalui action
reseach, bukan seluruh proses pembelajaran. Modifikasi atau
perubahan secara total jarang dilakukan dalam action research yang berskala kelas karena
bagaimanapun sistem pendidikan secara umum masih belum berubah.
Misalnya
Anda akan memodifikasi pembelajaran dengan memperbanyak penggunaan carta. Dalam
“perencanaan” yang Anda uraikan adalah tentang carta itu saja, misalnya “Tiap
pertemuan diusahakan akan ada carta yang digunakan dalam kelas.” Dalam
“pelaksanaan” Anda uraikan kenyataan yang terjadi, apakah benar tiap pertemuan
bisa digunakan carta, misalnya “Penggunaan carta tiap pertemuan hanya dapat
dilakukan selama dua minggu pertama; minggu berikutnya rata-rata hanya satu
carta tiap empat pertemuan.” Anda tentu saja dapat mengelaborasi “pelaksanaan”
itu dengan menyebutkan carta-carta apa saja yang digunakan, saat-saat mana yang
paling tepat untuk penggunaan, siapa yang menggunakan, berapa lama digunakan,
berapa ukurannya, di mana disimpan, dsb., dsb. “Pengamatan” didominasi oleh
data-data hasil pengukuran terhadap respons siswa, menggunakan berbagai
instrumen yang telah disiapkan. “Refleksi” berisi penjelasan Anda tentang mengapa
terjadi keberhasilan maupun kegagalan, diakhiri dengan perencanaan kembali
untuk perlakuan pada siklus berikutnya.
Dalam action reseach selama ini
banyak siklus yang bersifat semu, tidak sesuai dengan kaidah yang sudah baku.
Inilah kelemahan-kelemahan yang
terjadi.
1.
Dalam siklus diuraikan semua proses pembelajaran, sehingga tidak
dapat dilihat bagian yang sebenarnya sedang diteliti. Seolah-olah seluruh
proses pembelajaran diubah secara total melalui CAR, dan sebelumnya pembelajaran
berlangsung secara tradisional, buruk, dan di bawah standar.
2.
Tidak jelas apakah perlakuan dalam suatu siklus dilakukan secara
terus-menerus selama periode tertentu, sampai data pengamatan bersifat jenuh
(menunjukkan pola yang menetap) dan diperoleh dari berbagai sumber (triangulasi).
Sebagai analogi, jika selama satu minggu suhu badan pasien menunjukkan suhu
37,50 C; 370 C; 370 C; 37,50C; 37,50 C; 37,50 C; dapatlah
disimpulkan bahwa kondisinya telah kembali normal. Itu digabungkan dengan data
pengamatan lain selama seminggu juga seperti perilaku, nafsu makan, dan denyut
nadi pasien, yang bersifat triangulatif.
3.
Siklus dilakukan tidak berdasarkan refleksi dari siklus
sebelumnya. Ada siklus yang dilakukan secara tendensius: siklus pertama dengan
metode ceramah, siklus kedua dengan demonstrasi, dan siklus ketiga dengan
eksperimen, hanya ingin menunjukkan bahwa metode eksperimen adalah yang
terbaik. Peneliti ini lupa bahwa metode harus disesuaikan dengan karakteristik
materi pelajaran. Untuk materi pertama boleh jadi justru metode ceramah yang
lebih cocok.
5. Instrumen
Instrumen
merupakan bagian yang tidak kalah pentingnya dalam pelaksanaan CAR. Jenis instrumen harus sesuai
dengan karakteristik variabel yang diamati. Triangulasi dan saturasi (kejenuhan
informasi) perlu diperhatikan untuk menjamin validitas data.
G. HASIL PENELITIAN
1. Siklus-siklus Penelitian
Hasil
penelitian CAR tidak
hanya berisi data hasil observasi, melainkan justru proses perbaikan yang
dilakukan. Untuk itu siklus adalah cara yang tepat untuk menyajikan hasil penelitian.
Data hasil observasi tidak disajikan secara terpisah melainkan dalam konteks
siklus-siklus yang telah dilakukan.
2. Tabel, Diagram, dan Grafik
Tabel,
diagram, dan grafik sangat baik digunakan untuk menyajikan data hasil
observasi. Gunanya agar refleksi dapat dilakukan lebih mudah. Tetapi sajian
yang cantik itu bisa menjadi blunder manakala angka-angkanya diatur sedemikain
rupa sehingga terkesanartificial.
Hasil yang begitu spektakuler seringkali tidak disertai dengan “bagaimana”
proses untuk mencapainya, sehingga pembaca akan makin ragu.
3. Hasil-hasil yang Otentik
Hasil-hasil
yang otentik seperti karangan siswa, gambar hasil karya siswa, dan foto tentang
proyek yang dilakukan siswa akan sangat baik dicantumkan sebagai hasil
penelitian.
H. KESIMPULAN CAR
1.
Kesimpulan
Kesimpulan
tentu saja harus menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian atau menguji
hipotesis yang telah dikemukakan. Pertanyaan penelitian pada bagian D4 di atas
di samping menuntut jawaban yang berupa hasil juga menuntut prosesnya. Marilah
kita lihat pertanyaan-pertanyaan itu sekali lagi.
1.
Kesulitan apa yang dialami siswa dalam mentransfer keterampilan
dari satu mata pelajaran satu ke mata pelajaran lain ? Jawaban atas pertanyaan
ini bisa diperoleh melalui tes awal dan atau selama proses pembelajaran
berlangsung. Walaupun baru berupa daftar kesulitan yang dialami siswa, temuan
ini cukup berarti bagi guru-guru lain. Kita sendiri pada saat ini belum bisa
membayangkan kesulitan-kesulitan tersebut.
2.
Apakah siswa dapat mentrasfer keterampilan lebih mudah antara
dua mata pelajaran yang disukai ? Jawaban atas pertanyaan ini diperoleh setelah
guru menghubungkan berbagai mata pelajaran dalam materi tes awal atau selama
pembelajaran berlangsung, misalnya antara fisika dengan biologi, ekonomi dengan
sejarah, dan bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia.
3.
Apa yang menyebabkan siswa menyukai suatu mata pelajaran ?
Kesimpulan ini dapat diperoleh melalui kuesioner dan atau wawancara pada awal
pembelajaran atau selama pembelajaran berlangsung.
4.
Apakah ada perbedaan antara prestasi belajar siswa yang belajar
dalam kelas mata pelajaran multidisiplin dibandingkan dengan mereka yang dalam
kelas mata pelajaran tunggal ?Jawaban atas pertanyaan ini diperoleh setelah
siswa diberi perlakukan yang berbeda; misalnya satu kelas diberi pelajaran
multi disiplin, dan kelas lain diberi pelajaran yang terpisah-pisah, seperti
biasanya. Ini tampaknya merupakan fokus dariCAR.
Jika ditemukan bahwa mata pelajaran multidisiplin lebih berhasil dalam
mengembangkan kemampuan transfer keterampilan antar mata pelajaran, peneliti
perlu mengelaborasi bagaimana proses pembelajaran model multidisiplin tersebut
berlangsung.
Jadi
kesimpulan penelitian CAR akan
kurang bermanfaaat jika bunyinya hanya seperti: “Pembelajaran dengan media akan
meningkatkan hasil belajar siswa.” Kesimpulan ini mirip dengan yang diinginkan
penelitian kuantitatif. Guru lain yang membaca kesimpulan ini tentu ingin
mengetahui bagaimana prosesnya sehingga media itu bisa meningkatkan hasil
belajar. Jadi kesimpulan itu masih harus diikuti dengan proses atau rinciannya,
seperti a) Transparansi OHP lebih disukai siswa daripada media lain, b) Paling
banyak hanya 10 transparansi dapat ditunjukkan dalam satu presentasi, jika
lebih dari itu siswa akan bosan; c) Presentasi pada awal pembelajaran cenderung
lebih disukai; d) Penjelasan yang terlalu lama terhadap satu transparansi
cenderung membuat siswa bosan; dan e) Satu kali presentasi sebaiknya tidak
lebih dari 20 menit.
2.
Saran
Karena CAR bersifat kontekstual,
pemberian saran kepada orang lain berdasarkan hasil penelitian tersebut
sebenarnya kurang bermanfaat. Deskripsi konteks penelitian secara rinci sudah
cukup untuk memberikan informasi bagi guru lain yang ingin meniru keberhasilan
Anda. Saran seperti “Program CAR ini perlu lanjutkan dan diperluas untuk
tahun-tahun mendatang,” juga kurang begitu perlu, bahkan kurang relevan.
Saran CAR diperlukan misalnya jika
temuan penelitian menyangkut sistem yang lebih luas dari sekedar kelas,
misalnya menghendaki adanya perubahan pengaturan jadwal pelajaran di sekolah.
Dalam hal itu peneliti dapat menyarankan tentang jadwal yang diinginkan kepada
fihak sekpolah.
I. DAFTAR PUSTAKA
Daftar
pustaka mencerminkan penguasaan Anda atas teori belajar dan pembelajaran yang
Anda minati. Di samping itu, sebagaimana telah disinggung sebelumnya, daftar
pustaka mencerminkan keluasan pengetahuan Anda atas penelitian-penelitien
terbaru yang sedang ngetren. Selama ini guru peneliti sering mencantumkan
nama-nama ahli pendidikan, psikologi, dan pembelajaran tetapi tidak disertai
dengan daftar pustakannya. Buatlah daftar pustaka secara cermat.
Diposkan oleh ZAKIR.T.M.HUBULO,S.Sos,M.Pd di 22: