METODE DEMONSTRASI DALAM UPAYA
MININGKATKAN PROSES BELAJAR DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
PADA SISWA SD NEGERI JAMBO LABU KELAS V
TAHUN PELAJARA 2011 - 2012
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
OLEH
DARMIN. S.Pd
NIP: 19711211 200312 1 002
PEMERINTAH
KABUPATEN ACEH TIMUR
DINAS
PENDIDIKAN
SD NEGRI
JAMBO LABU KECAMATAN BIREM BAYEUN
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Setelah membaca dan mencermati karya ilmiah yang
merupakan ulasan hasil penelitian yang tidak dipublikasikan tetapi
didokumentasikan di perpustakaan SD Negeri Jambo Labu hasil karya dari:
Nama : Darmin, S.Pd
NIP : 19711211 200312 1002
Unit Kerja : SD Negeri Jambo Labu
Judul : Metode Demonstrasi Dalam Upaya Miningkatkan
Proses Belajar dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V Tahun Pelajaran 2011 - 2012
Menyetujui dan
mengesahkan untuk diajukan mendapatkan Penetapan Angka Kredit Kenaikan Pangkat
dalam jabatan fungsional guru.
Kepala SD Negeri Jambo
Labu
Dra.LELIA ANDRIANI
NIP: 19630709 198610 2001
HALAMAN
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Karya Ilmiah ini diajukan sebagai syarat untuk
memenuhi penetapan angka kredit kenaikan pangkat dalam jabatan fungsional guru.
Karya ilmiah ini tidak dipublikasikan tetapi telah disetujui dan disahkan untuk
didokumentasikan di perpustakaan SD NEGERI JAMBO LABU
Pada Hari : Senin
Tanggal
: 12 November 2012
Pustakawan Kepala
DARMIN, S.Pd Dra.LELIA ANDRIANI
NIP: 19711211200312 2001 NIP: 19630709198610 1002
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan karya ilmiah
dengan judul “Metode Demonstrasi Dalam
Upaya Miningkatkan Proses Belajar dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa
KELAS V Tahun Pelajaran
2011-20`12”, penulisan
karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di perpustakaan sekolah
dan dapat dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah bagi teman
sejawat juga anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan
karya ilmiah remaja.
Dalam
penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu terima kasih
ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya kepada: Semua pihak yang telah banyak membantu
sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna
untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
selalu penulis harapkan.
Penulis
DARMIN, S.Pd
ABSTRAK
Metode Demonstrasi Dalam Upaya Miningkatkan
Proses Belajar dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa
V Tahun Pelajara 2011-2012
Kata Kunci: bahasa, metode demonstrasi
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya
adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru
secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta
keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai
tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan
guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang
akan disampaikan.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a)
Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya metode
pembelajaran demonstrasi? (b) Bagaimanakah pengaruh metode metode pembelajaran
demonstrasi terhadap motivasi belajar siswa?
Tujuan dari penelitian
tindakan ini adalah: (a) Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa
setelah diterapkannya metode pembelajaran demonstrasi. (b) Ingin mengetahui
pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkannya metode metode
pembelajaran demonstrasi.
Penelitian ini
menggunakan penelitian tindakan (action
research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap
yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran
penelitian ini adalah siswa kelas V Data yang
diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar
mengajar.
Dari hasil analis
didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I
sampai siklus III yaitu, siklus I (68,18%), siklus II (77,27%), siklus III
(86,36%).
Kesimpulan dari
penelitian ini adalah metode demonstrasi dapat berpengaruh positif terhadap motivasi
belajar Siswa V , serta metode
pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran
bahasa Indonesia.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .................................................................................................
Lembar Pengesahan ..................................................................................................
Kata Pengantar ..........................................................................................................
Abstrak ......................................................................................................................
Daftar
Isi ...................................................................................................................
BAB ..... I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah .............................................................
B.
Perumusan Masalah......................................................................
C.
Tujuan Penelitian .........................................................................
D.
Manfaat Penelitian ......................................................................
E.
Batasan Masalah .........................................................................
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Pembelajaran..............................................................
B. Pengertian Bahasa........................................................................
C. Macam – macam Penguasaan Bahasa..........................................
D. Perbendaharaan Bahasa dan Tujuan Pengajaran Bahasa.............
E. . Metode
Demonstrasi....................................................................
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat, Waktu, dan Subyek
Penelitian ......................................
B.
Rancangan Penelitian
.................................................................
C.
Instrumen Penelitian ...................................................................
D.
Metode Pengumpulan Data
.......................................................
E.
Teknik Analisis Data ...................................................................
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Analisi Item Butir Soal
..............................................................
B.
Analisis Data Penelitian Persiklus ..............................................
C.
Pembahasan .......................................................................
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan .................................................................................
B.
Saran ...........................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA ..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Pendidikan bahasa Indonesia di sekolah dasar seharusnya
membuahkan hasil belajar berupa perubahan pengetahuan, dan keterampilan yang
sejalan dengan tujuan kelembagaan sekolah dasar. Sebagaimana dijelaskan dalam
Kurikulum 1994, bahwa penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar bertujuan:
(1) mendidik siswa agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan
Pancasila yang mampu membangun dirinya sendiri serta ikut bertanggung jawab
terhadap pembangunan bangsa; (2) memberi bekal kemampuan yang diperlukan bagi
siswa untuk melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi; dan (3) memberi
bekal kemampuan dasar untuk hidup di masyarakat dan mengembangkan diri sesuai
dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya (Depdikbud, 1994).
Dikaitkan dengan konteks pendidikan dasar sembilan tahun,
maka fungsi dan tujuan pendidikan bahasa Indonesia di sekolah dasar harus pula
mendukung pemilikan kompetensi tamatan sekolah dasar, yaitu pengetahuan, nilai,
sikap, dan kemampuan melaksanakan tugas atau mempunyai kemampuan untuk
mendekatkan dirinya dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan
budaya, dan kebutuhan daerah. Sementara itu, kondisi pendidikan bahasa
Indonesia di negara kita dewasa ini, lebih diwarnai oleh pendekatan yang
menitikberatkan pada model belajar konvensional seperti ceramah sehingga kurang
mampu merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar mengajar
(Suwarma, 1991; Jarolimek, 1967). Suasana belajar seperti itu, semakin
menjauhkan peran pendidikan bahasa Indonesia dalam upaya mempersiapkan warga
negara yang baik dan memasyarakat (Djahiri, 1993)
Salah satu alternatif model
pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah
model metode pembelajaran demonstrasi. Yang dimaksud metode demonstrasi adalah
salah satu cara mengajar, di mana guru melakukan suatu percobaan tentang
sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian
hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievalusi oleh guru
Berdasarkan uraian di atas, judul yang diambil oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah Metode
Demonstrasi Dalam Upaya Meningkatkan Proses Belajar dan Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Pada Siswa Kelas V SD Negeri Jambo Labu Tahun Pelajaran 2011/2012.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat
dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
- Bagaimanakah
peningkatan prestasi belajar siwa dengan diterapkannya metode pembelajaran
demonstrasi?
- Bagaimanakah
pengaruh metode metode pembelajaran demonstrasi terhadap motivasi belajar
siswa?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
- Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa
setelah diterapkannya metode pembelajaran demonstrasi.
- Ingin
mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode
pembelajaran demonstrasi.
D. Hipotesis
Tindakan
Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang berjud
”Methode Demontrasi Dalam Upaya Meningkatkan Proses Belajar dan Hasil Belajar
Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas V SD Negeri Jambo Labu Kecamatan Birem Bayeun
” yang dilakukan oleh peneliti, dapat
dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:
"Jika Proses Belajar Mengajar Siswa Kelas V SD Negeri
Jambo Labu menggunakan metode Demontrasi dalam menyampaikan materi pembelajaran, maka
dimungkinkan minat belajar dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Jambo Labu
akan lebih baik dibandingkan dengan
proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru sebelumnya".
D. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat:
- Memberikan
informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi bahasa
Indonesia.
- Meningkatkan
motivasi pada pelajaran bahasa Indonesia
- Mengembangkan
metode pembelajaran yang sesuai dengan bidang studi bahasa Indonesia.
E. Batasan
Masalah
Karena
keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah meliputi:
- Penelitian
inihanya dikenakan pada siswa kelas V SD Negeri Jambo Labu tahun pelajaran 2001/2002.
- Penelitian ini dilakukan pada bulan September
semester ganjil tahun pelajaran 2001/2002.
- Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan…………………
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian
Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, berusaha tingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman (KBBI, 1996:14)
Sependapat dengan pernyataan
tersebut Soetomo (1993:68) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan
lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia
belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula.
Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan tingkah laku yang bukan
disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam
kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain
(Soetomo, 1993:120)
Pasal 1 Undang –undang No. 20 tahun
2003 tentang pendidikan nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Jadi pembelajaran adalah proses
yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar
untuk melakukan kegiatan pada siatuasi tertentu.
B. Pengertian Bahasa
Dalam arti luas: Bahasa ialah alat yang
dipakai manusia untuk memberi bentuk kepada sesuatu yang hidup di jiwanya,
sehingga diketahui orang. Jadi disini termasuk juga mimiek (gerak muka), pantho
mimiek (gerak anggota), dan menggambar.
Dalam arti umum
: Bahasa ialah pernyataan perasaan jiwa dengan kata yang diisikan atau ditulis.
Apakah penguasaan bahasa? Mengerti apa
yang dikatakan orang lain dan mempergunakan sendiri bahasa itu disebut
menguasai bahasa. Orang yang telah menguasai sesuatu bahasa dengan baik
dikatakan orang itu mempunyai penguasan bahasa yang baik.
C. Macam – macam Penguasaan Bahasa
Penguasaan bahasa itu ada dua macam, yaitu
(1) penguasaan bahasa pasif : mengerti apa yang dikatakan orang lain kepadanya,
dan (2) penguasaan bahasa aktif: dapat menyatakan isi hati sendiri kepada orang
lain.
Dalam pengajaran bahasa di sekolah,
penguasaan bahasa itu dapat dibagi seperti bagan berikut :
D. Perbendaharaan Bahasa dan Tujuan Pengajaran
Bahasa
Tujuan terpenting ialah mebentuk
pengertian; yang berarti: mengajarkan perkataan-perkataan baru dengan artinya
sekaligus kepada anak – anak. Oleh karena itu, pada saat anak belajar membaca
permulaan, jangan mulai dari menghafal huruf, tetapi mulai dari pola kalimat
sederhana dan lembaga kata. Biasakan
anak untuk mendengar, membaca, dan menuliskan yang mempunyai arti ganda.
Sekalian perkataan yang diketahui artinya oleh anak – anak
dikatakan: perbendaharaan bahasa. Perbendaharan bahasa itu bertambah terus menerus pada anak-anak
ataupun orang dewasa. Penambahan perbendaharaan bahasa ini telah dimulai sejak
kelas I, pada saat anak telah dapat menuliskan apa yang telah didengarnya.
Contoh: Mulai dari huruf a Abu, aku,
anak, asik, aci, acar, api, dan seterusnya.
Dalam menambah perbendaharaan bahasa
anak-anak ini, yang paling penting bukanlah isi dan arti, melainkan bentuk
bahasa itu; meskipun sesungguhnya isi dan bentuk itu sukar diceraikan, karena
bentuk itu menentukan isi. Jadi: Tujuan pengajaran bahasa ialah:
a. Belajar
memahami pikiran dan perasaan orang lain dengan teliti, jadi menangkap bahasa:
mendengarkan dan membaca
b. Menyatakan
pikiran dan perasaan sendiri dengan teliti, atau mempergunakan bahasa:
berbicara/bercakap cakap dan menulis (dalam arti mengarang).
E. Metode Demonstrasi
Metode domonstrasi
merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan
mempertunjukkan secara langsung objeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan
proses tertentu. Demonstrasi dapat digunakan pada semua mata pelajaran. Dalam
pelaksanaan demonstrasi guru harus sudah yakin bahwa seluruh siswa dapat
memperhatikan dan mengamati terhadap objek yang akan didemonstrasikan.
Sebelumnya proses demonstrasi guru sudah mempersiapkan alat – alat yang
digunakan dalam demonstrasi tersebut.
Guru di tuntut
menguasai bahan pelajaran serta mengorganisasi kelas, jangan samapi guru
terlena dengan demonstrasinya tanpa memperhatikan siswa secara menyeluruh. Ada beberapa karakteristik metode mengajar
demonstrasi dan bagaimana hubungannya dengan pengalaman belajar siswa.
Karakteristik, Pengalaman Belajar,
Keunggulan, dan Ketrampilan Metode Demonstrasi :
Karakteristik Metode
|
Pengalaman Belajar
|
1. Mempertunjukkan
objek yang sebenarnya
2. Ada
proses peniruan
3. Alat
– alat bantu yang digunakan
4.
Memerlukan tempat yang strategis yang memungkinkan seluruh siswa aktif
5.
Dapat guru atau siswa yang melakukannya
|
1.
Mengamati sesuatu pada objek yang sebenarnya
2. Berpikir
sistematis
3. Pemahaman
terhadap proses sesuatu
4. Menerapkan
sesuatu cara secara paksa
5. Menganalisa
kegiatan secara proses.
|
Keunggulan
|
Kelemahan
|
1. Siswa
dapat memahami sesuatu objek sebenarnya.
2. Dapat
mengembangkan rasa ingin tahu siswa
3. Siswa
dibiasakan bekerja secara sistematis
4.
Siswa dapat mengamati sesuatu secara proses
5.
Siswa dapat mengetahui hubungan struktural atau urutan objek
6.
Siswa dapat membandingkan pada beberapa objek
|
1.
Dapat menimbulkan berpikir kongkret saja.
2.
Bila jumlah siswa banyak efektivitas demonstrasi sulit dicapai
3. Bergantung
pada alat bantu
4.
Bila demonstrasi guru tidak sistematis, demonstrsi tidak berhasil
5. Banyak
siswa yang kurang berani
|
Prosedur metode demonstrasi yang harus
dilakukan dalam pembelajaran adalah :
1.
Mempersiapkan
alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran
2.
Memberikan
penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan
3. Pelaksanaan
demonstrsi bersamaan dengan perhatian dan peniruan dari siswa
4. Penguatan
(diskusi, tanya jawab, dan atau latihan) terhadap hasil demonstrasi
5. Kesimpulan
Kemampuan guru yang perlu diperhatikan
dalam menunjung keberhasilan demonstrasi di antaranya :
1.
Mampu
secara proses tentang topik yang dipraktekkan
2.
Mampu
mengelola kelas, menguasai siswa secara menyeluruh
3.
Mampu
menggunakan alat bantu yang digunakan
4. Mampu
melaksanakan penilaian proses
Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang
demonstrasi, diantaranya adalah :
1.
Siswa
memiliki motivasi, perhatian dan minat terhadap topik yang didemonstrasikan
2.
Memahami
tentang tujuan/maksud yang akan didemonstrasikan.
3.
Mampu
mengamati proses yang dilakukan oleh guru
4.
Mampu
mengidentifikasi kondisi dan alat yang digunakan dalam demonstrasi
F. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa adalah nilai yang
diperoleh siswa selama kegiatan belajar mengajar. Belajar diartikan sebagai
gejala perubahan tingkah laku yang relatif permanen dari seseorang dalam
mencapai tujuan tertentu De Cecco (dalam Witjaksono, 1985:6). Menurut Gagne
(dalam Witjksono, 1985:6) belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam
disposisi atau kapabilitas seseorang, dalam kurun waktu tertentu, dan bukan
semata-mata sebagai proses pertumbuhan. Pendapat senada juga diutarakan oleh
Susanto (1991:1) yang menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana otak
atau pikiran mengadakan reaksi terhadap kondisi-kondisi luar dan reaksi itu
dapat dimodifikasi dengan pengalaman-pengalaman yang dialami sebelumnya.
Melalui proses belajar anak dapat mengadaptasikan dirinya pada lingkungan
hidupnya. Adaptasi itu dapat berupa perubahan pikiran, sikap, dan ketrampilan.
Selaras dengan pernyataan di
atas Bloom (dalam Budiningsih, 2005:75) menekankan perhatiaannya pada apa yang
mesti dikuasai oleh individu. Tujuan belajar yang dikemukakannya dirangkum
kedalam tiga kawasan yang terkenal dengan taksonomi Bloom adalah sebagai
berikut:
- Domain kognitiif, terdiri atas 6 tingkatan
yaitu:
a.
Pengetahuan
(mengingat, menghafal)
b.
Pemahaman
(mengintepretasikan)
c.
Aplikasi
(menggunakan konsep untuk memecahkan masalah)
d.
Analisis
(menjabarkan suatu konsep)
e.
Sintesis
(menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh)
f.
Evaluasi
(membandingkan nilai-nilai, ide, metode, dsb)
- Domain psikomotor, terdiri atas 5 tingkatan
yaitu:
a.
Peniruan
(menirukan gerak)
b.
Penggunaan
(menggunakan konsep untuk melakukan gerak)
c.
Ketepatan
(melakukan gerak dengan benar)
d.
Naturalisasi
(melakukan gerak secara wajar)
- Domain afektif, terdiri atas 5 tingkatan yaitu:
a.
Pengenalan
(ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu)
b.
Merespon
(aktif berpartisipasi)
c.
Penghargaan
(menerima nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai tertentu)
d.
Pengorganisasian
(menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercayainya)
e.
Pengalaman
(menjadikan nilai-nilai sebagian bagian dari pola hidupnya)
Hasil belajar yang diukur pada
pembelajaran yang berlandaskan kurikulum 2004 meliputi kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotor. Maka guru tidak hanya menilai siswa dari aspek
intelektual tetapi kemampuan sosial, sikap siswa selama proses belajar mengajar
serta keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran juga dinilai oleh guru. Siswa
yang telah mengalami pembelajaran diharapkan memilki pengetahuan dan
ketrampilan baru serta perbaikan sikap sebagai hasil dari pembelajaran yang
telah dialami siswa tersebut. Pengukuran hasil belajar bertujuan untuk mengukur
tingkat pemahaman siswa dalam menyerap materi. Sebaiknya hasil belajar yang telah dinilai oleh guru diberitahukan kepada
siswa agar siswa mengetahui kemajuan belajar yang telah dilakukannya serta
kekurangan yang masih perlu diperbaiki. Penilaian hasil belajar pada akhirnya
sebagai bahan refleksi siswa mengenai kegiatan belajarnya dan refleksi guru
terhadap kemampuan mengajarnya serta mengevaluasi pencapaian target kurikulum.
Benjamin S. Bloom dalam Taxonomy of Education Objectives
(Winkel, 1996:274) membagi hasil belajar kedalam tiga ranah:
1. Ranah
Kognitif
Ranah kognitif
(berkaitan dengan daya piker, pengetahuan, dan penalaran) berorientasi pada
kemampuan siswa dalam berfikir dan bernalar yang mencakup kemampuan siswa dalam
mengingat sampai memecahkan masalah, yang menuntut siswa untuk menggabungkan
konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Ranah kognitif ini berkenaan
dengan prestasi belajar dan dibedakan dalam enam tahapan, yaitu pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analsisi, sintesis, dan eveluasi. Pada siswa SMP
diutamakan pada ranah pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.
Pengetahuan mencakup
kemampuan mengingat tentang hal yang telah dipejari, dan tersimpan dalam
ingatan. Pengetahuan itu berkenaan
dengan fakta, peristiwa, kaidah, prinsip, teori, dan rumus. Pengetahuan yang
telah tersimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan dalam bentuk
mengingat (recall) atau mengenal
kembali (recognition).
Pemahaman mencakup kemampuan untuk menyerap makna
dan arti dari bahan yang dipelajari. Kemampuan seseorang dalam memahami sesuatu
dapat dilihat dari kemampuaannya menyerap suatu materi, kemudian
mengkomunikasikannya dalam bentuk lainnya dengan kata-kata sendiri.
Penerapan mencakup kemampuan untuk menerapkan
pengetahuan yang telah diperoleh dalam kegiatan pembelajaran untuk menghadapi
situasi baru dalam kehidupan sehari-hari. Tingkat penerapan ini dapat diukur
dari kemampuan menggunakan konsep, prinsip, teori, dan metode untuk menghadapi
masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Ranah
Psikomotor
Ranah psikomotor berorientasi kepada ketrampilan
fisik, ketrampilan motorik, atau ketrampilan tangan yang berhubungan dengan
anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot.
Simpson (dalam Winkel, 1996:278) menyatakan bahwa ranah psikomotor terdiri dari
tujuh jenis perilaku yaitu: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan
yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas.
Sedangkan menurut Kibler, Barker, dan Miles (dalam
Dimyati dan Mudjiono, 1994:195-196) ranah psikomotor mempunyai taksonomi
berikut ini:
a. Gerakan tubuh yang mencolok, merupakan
kemampuan gerakan tubuh yang menekankan kepada kekuatan, kecepatan, dan
ketepatan tubuh yang mencolok.
b. Ketepatan gerakan dikordinasikan,
merupakan ketrampilan yang berhubungan dengan gerakan mata, telinga, dan badan
.
c. Perangkat komunikasi non verbal, merupakan
kemampuan mengadakan komunikasi tanpa kata
d. Kemampuan berbicara, merupakan kemampuan
yang berhubungan dengan komunikasi secara lisan Untuk kemampuan berbicara,
siswa harus mampu menunjukkan kemahirannya memilih dan menggunakan kata atau
kalimat sehingga informasi, ide, atau yang dikomunikasikannya dapat diterima
secara mudah oleh pendengarnya.
3.
Ranah
Afektif
Ranah afektif (berkaitan dengan
perasaan/kesadaran, seperti perasaan senang atau tidak senang yang memotivasi
seseorang untuk memilih apa yang disenangi) berorientasi pada kemampuan siswa
dalam belajar menghayati nilai objek-objek yang dihadapi melalui perasaan, baik
objek itu berupa orang, benda maupun peristiwa. Ciri lain terletak dalam
belajar mengungkapkan perasaan dalam bentuk ekspresi yang wajar. Menurut
Krochwall Bloom (dalam Winkel 1996:276) ranah afektif terdiri dari penerimaan,
partisipasi, penilaian, dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola
hidup.Untuk ranah kognitif, guru menilai kemampuan kognitif siswa berdasarkan
hasil tes yang diberikan kepada siswa pada akhir pelaksanaan siklus 1 dan 2.
Penilaian hasil belajar dalam penelitian ini
mengacu pada Standar Ketuntasan Minimum (SKM) yang ditetapkan oleh pihak SMK
Ardjuna I Malang untuk mata diklat Kewirausahaan yang termasuk dalam kelompok mata
pelajaran adaptif ketuntasan belajar yang ditetapkan adalah 65 artinya setiap siswa yang mendapat
nilai kurang dari 65 maka siswa tersebut dinyatakan tidak lulus atau belum
tuntas sehingga perlu mendapat perbaikan. Sedangkan persentase ketuntasan
belajar kelas tercapai jika siswa yang mencapai ketuntasan belajar lebih besar
atau sama dengan 85%.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan (action research),
karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai.
Menurut Oja dan Sumarjan
(dalam Titik Sugiarti, 1997; 8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi
empat macam yaitu (a) guru bertindak sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan
kolaboratif, (c) Simultan terintegratif, dan (d) administrasi social
ekperimental.
Dalam penelitian tindakan ini
menggunakan bentu guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian tindakan
adalah praktisi (guru). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah
meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat
dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti
tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas
sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu
kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif
mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.
Penelitian ini akan dihentikan
apabila ketuntasan belajar secara kalasikal telah mencapai 85% atau lebih. Jadi
dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung pada jumlah siklus yang harus
dilalui.
A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Tempat
penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk
memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di
………………………………………………. tahun pelajaran 2001/2002.
2.
Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat
penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September
semester gasal 2001/2002.
3.
Subyek Penelitian
Subyek
penelitian adalah siswa-siswi kelas V SD Negeri Jambo Labu Kecamatan Birem
Bayeun pokok bahasan …………
B. Rancangan Penelitian
Penelitian
ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek
PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan
mereka dalam melaksanakan tugas,
memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta
memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam
Mukhlis, 2000: 3).
Sedangkah
menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi
pembelajaran yang dilakukan.
Adapun
tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran
secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan
budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).
Sesuai
dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka
penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu
berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus
meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection
(refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah
direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1
dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian
tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3.1 Alur
PTK
Penjelasan alur di atas adalah:
- Rancangan/rencana
awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah,
tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen
penelitian dan perangkat pembelajaran.
- Kegiatan
dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai
upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak
dari diterapkannya metode pembelajaran
model discovery .
- Refleksi,
peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari
tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh
pengamat.
- Rancangan/rencana
yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan
yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Observasi
dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran
dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub
pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat
dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah
dilaksanakan.
C. Instrumen
Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu
seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan
kelas, serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pelajaran (RP)
Yaitu
merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam
mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi
dasar, indicator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan
kegiatan belajar mengajar.
3. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar
kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data
hasil eksperimen.
4. Lembar
Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
a.
Lembar observasi pengolahan metode pembelajaran
demonstrasi, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
b.
Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk
mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.
5. Tes
formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes
formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah
pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 46
D. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini
diperoleh melalui observasi pengolahan metode pembelajaran demonstrasi,
observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.
E. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan
teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang
bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh
dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk
memperoleh respon siswa terhadap kegiata pembelajaran serta aktivitas siswa
selama proses pembelajaran.
Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase
keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan
dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir
putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
- Untuk menilai ulangan atu tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh
siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut
sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
Dengan :
=
Nilai rata-rata
Σ X =
Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua
kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal.
Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud,
1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65%
atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat
85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%. Untuk
menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data penelitian yang
diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa
pengamatan pengelolaan metode pembelajaran demonstrasi dan pengamatan aktivitas
siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap
siklus.
Data
hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul
mewakili apa yang diinginka. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas,
reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
Data
lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan penglolaan metode
pembelajaran demonstrasi yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan
metode metode pembelajaran demonstrasi dalam meningkatkan prestasi
Data
tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah
diterapkan metode pembelajaran demonstrasi.
A. Analisis Item Butir Soal
Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui
instrumen penelitian berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes
tersebut diuji dan dianalisi. Uji
coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes yang
dilakukan meliputi:
- Validitas
Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui
kelayakan tes sehingga dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini.
Dari perhitungan 46 soal diperoleh 16 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil
dari validits soal-soal dirangkum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.1.
Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa
Soal Valid
|
Soal Tidak Valid
|
1, 2, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13,
14, 17, 19, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 44,
45
|
3, 4, 8, 15, 16, 18, 20, 22, 24,
31, 32, 33, 34, 35, 40, 46
|
- Reliabilitas
Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji
reliabilitasnya. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas r11
sebesar 0, 775. Harga ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk
jumlah siswa (N = 22) dengan r (95%) = 0,423. Dengan demikian soal-soal tes
yang digunakan telah memenuhi syarat reliabilitas.
- Taraf Kesukaran (P)
Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat
kesukaran soal. Hasil analisis menunjukkan dari 46 soal yang diuji terdapat:
-
20 soal mudah
-
16 soal sedang
-
10 soal sukar
- Daya Pembeda
Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui
kemampuan soal dalam membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa
yang berkemampuan rendah.
Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang
berkriteria jelek sebanyak 14 soal, berkriteria cukup 20 soal, berkreteria baik
10 soal, dan yang berkriteria tidak baik 2 soal. Dengan demikian soal-soal tes
yang digunakan telah memenuhi syara-syarat validitas, reliabilitas, taraf
kesukaran, dan daya pembeda.
B. Analisis Data Penelitian Persiklus
1. Siklus I
a. Tahap
Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1,
dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap
Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I
dilaksanakan pada tanggal 4 September 2001 di kelas VI dengan jumlah siswa 22
siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar
mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan
(observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes
formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada
siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2. Hasil Tes Formatif Siswa
Pada Siklus I
No. Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
No. Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
T
|
TT
|
T
|
TT
|
1
|
60
|
|
√
|
12
|
60
|
|
√
|
2
|
70
|
√
|
|
13
|
80
|
√
|
|
3
|
70
|
√
|
|
14
|
70
|
√
|
|
4
|
60
|
|
√
|
15
|
80
|
√
|
|
5
|
80
|
√
|
|
16
|
70
|
√
|
|
6
|
80
|
√
|
|
17
|
90
|
√
|
|
7
|
70
|
√
|
|
18
|
60
|
|
√
|
8
|
70
|
√
|
|
19
|
60
|
|
√
|
9
|
60
|
|
√
|
20
|
70
|
√
|
|
10
|
80
|
√
|
|
21
|
70
|
√
|
|
11
|
50
|
|
√
|
22
|
60
|
|
√
|
Jumlah
|
750
|
7
|
4
|
Jumlah
|
770
|
8
|
3
|
Jumlah Skor
1520
Jumlah Skor
Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 69,09
|
Keterangan: T :
Tuntas
TT :
Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 15
Jumlah siswa yang belum tuntas : 7
Klasikal :
Belum tuntas
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I
No
|
Uraian
|
Hasil Siklus I
|
1
2
3
|
Nilai
rata-rata tes formatif
Jumlah siswa
yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
|
69,09
15
68,18
|
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan
menerapkan metode metode pembelajaran demonstrasi diperoleh nilai rata-rata
prestasi belajar siswa adalah 69,09 dan ketuntasan belajar mencapai 68,18% atau
ada 15 siswa dari 22 siswa sudah tuntas
belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa
belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar
68,18% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar
85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa
yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode metode
pembelajaran demonstrasi.
2. Siklus II
a. Tahap
perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif
II, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap
kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II
dilaksanakan pada tanggal 12 September 2001 di kelas VI dengan jumlah siswa 22
siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar
mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus
I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada
siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes
formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah
tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai
berikut.
Tabel 4.4.
Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
No. Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
No. Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
T
|
TT
|
T
|
TT
|
1
|
60
|
|
√
|
12
|
90
|
√
|
|
2
|
80
|
√
|
|
13
|
80
|
√
|
|
3
|
80
|
√
|
|
14
|
80
|
√
|
|
4
|
90
|
√
|
|
15
|
80
|
√
|
|
5
|
90
|
√
|
|
16
|
80
|
√
|
|
6
|
60
|
|
√
|
17
|
60
|
|
√
|
7
|
80
|
√
|
|
18
|
80
|
√
|
|
8
|
70
|
√
|
|
19
|
70
|
√
|
|
9
|
60
|
|
√
|
20
|
60
|
|
√
|
10
|
80
|
√
|
|
21
|
80
|
√
|
|
11
|
90
|
√
|
|
22
|
80
|
√
|
|
Jumlah
|
840
|
8
|
3
|
Jumlah
|
840
|
9
|
2
|
Jumlah Skor
1680
Jumlah Skor
Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 76,36
|
Keterangan: T
:
Tuntas
TT :
Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 17
Jumlah siswa yang belum tuntas : 5
Klasikal :
Belum tuntas
Tabel
4.5. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II
No
|
Uraian
|
Hasil Siklus II
|
1
2
3
|
Nilai
rata-rata tes formatif
Jumlah siswa
yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
|
76,36
17
77,27
|
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi
belajar siswa adalah 76,36 dan ketuntasan belajar mencapai 77,27% atau ada 17 siswa
dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II
ini ketuntasan belajar secara klasikal telah megalami peningkatan sedikit lebih
baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah
guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes
sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar.
Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan
guru dengan menerapkan metode metode pembelajaran demonstrasi.
3. Siklus III
a. Tahap
Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3,
dan alat-alat pengajaran yang mendukung
b. Tahap
kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III
dilaksanakan pada tanggal 19 September 2001 di kelas VI dengan jumlah siswa 22
siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar
mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus
II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada
siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes
formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah
tes formatif III. Adapun data hasil peneitian pada siklus III adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.6. Hasil Tes Formatif Siswa
Pada Siklus III
No. Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
No. Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
T
|
TT
|
T
|
TT
|
1
|
90
|
√
|
|
12
|
90
|
√
|
|
2
|
90
|
√
|
|
13
|
90
|
√
|
|
3
|
90
|
√
|
|
14
|
90
|
√
|
|
4
|
80
|
√
|
|
15
|
60
|
|
√
|
5
|
90
|
√
|
|
16
|
90
|
√
|
|
6
|
80
|
√
|
|
17
|
80
|
√
|
|
7
|
90
|
√
|
|
18
|
70
|
√
|
|
8
|
60
|
|
√
|
19
|
70
|
√
|
|
9
|
90
|
√
|
|
20
|
80
|
√
|
|
10
|
90
|
√
|
|
21
|
90
|
√
|
|
11
|
60
|
|
√
|
22
|
80
|
√
|
|
Jumlah
|
910
|
9
|
2
|
Jumlah
|
890
|
10
|
1
|
Jumlah Skor
1800
Jumlah Skor
Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 81,82
|
Keterangan: T
:
Tuntas
TT :
Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 19
Jumlah siswa yang belum tuntas : 3
Klasikal :
Tuntas
Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus III
No
|
Uraian
|
Hasil Siklus III
|
1
2
3
|
Nilai
rata-rata tes formatif
Jumlah siswa
yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
|
81,82
19
86,36
|
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes
formatif sebesar 81,82 dan dari 22 siswa yang telah tuntas sebanyak 19 siswa
dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan
belajar yang telah tercapai sebesar 86,36% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami
peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada
siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam
menerapkan metode pembelajaran demonstrasi sehingga siswa menjadi lebih
terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam
memahami materi yang telah diberikan. Pada siklus III ini ketuntasan secara
klasikal telah tercapai, sehingga penelitian ini hanya sampai pada siklus III.
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana
dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
penerapan metode pembelajaran demonstrasi. Dari data-data yang telah diperoleh
dapat duraikan sebagai berikut:
1)
Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan
semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum
sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup
besar.
2)
Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa
aktif selama proses belajar berlangsung.
3)
Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah
mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4)
Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai
ketuntasan.
d. Revisi
Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan metode
pembelajaran demonstrasi dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta
hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan
baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu
diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mepertahankan
apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar
selanjutnya penerapan metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan proses
belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
C. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui
hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran demonstrasi
memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini
dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan II) yaitu
masing-masing 68,18%, 77,27%, dan 86,36%. Pada siklus III ketuntasan belajar
siswa secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan
analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses metode pembelajaran
demonstrasi dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak
positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan
meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami
peningkatan.
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan
analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran bahasa
Indonesia pada pokok bahasan ………… yang paling dominan adalah bekerja dengan
menggunakan alat/media, mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, dan
diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa
aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan
untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langah-langkah metode
pembelajaran demonstrasi dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang
muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan
kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi
umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas
cukup besar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan
seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan demonstrasi memiliki
dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan
peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I
(68,18%), siklus II (77,27%), siklus III (86,36%).
- Penerapan
metode metode pembelajaran demonstrasi mempunyai pengaruh positif, yaitu
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil
wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa
siswa tertarik dan berminat dengan metode metode pembelajaran demonstrasi
sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.
B. Saran
Dari hasil
penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar bahasa
Indonesia lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa,
maka disampaikan saran sebagai berikut:
- Untuk
melaksanakan model demonstrasi memerlukan persiapan yang cukup matang,
sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar
bisa diterapkan dengan model demonstrasi dalam proses belajar mengajar
sehingga diperoleh hasil yang optimal.
- Dalam
rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering
melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang
sederhana, dimana siswa nantinya
dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan,
sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya.
- Perlu
adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
dilakuakan di Kelas V SD Negeri Jambo Labu Kecamatan Birem Bayeun tahun
pelajaran 2011/2012.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Berg, Euwe
Vd. (1991). Miskonsepsi bahasa Indonesia
dan Remidi Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi
Belajar dan Mengajar. Bandung:
Sinar Baru Algesindo.
Joyce,
Bruce dan Weil, Marsh. 1972. Models
of Teaching Model. Boston:
A Liyn dan Bacon.
Masriyah. 1999. Analisis
Butir Tes. Surabaya:
Universitas Press.
Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia Pelatihan Penulisan
Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian
Siswa untuk Belajar. Surabaya.
University Press. Universitas Negeri Surabaya.
Soedjadi, dkk. 2000. Pedoman Penulisan dan Ujian Skripsi. Surabaya; Unesa niversitas Press.
Suryosubroto,
B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.
Usman,
Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Widoko.
2002. Metode Pembelajaran Konsep.
Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.