Penerapan Metode Tanya Jawab Dalam Upaya Meningkatkan
Mutu Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa SD Kelas III-VI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan
merupakan suatu keharusan bagi manusia dan berlangsung sepanjang hayat. Sejak
kelahirannya ke dunia, anak memiliki kebutuhan untuk memperoleh pendidikan.
Pendidikan sangat dibutuhkan oleh setiap manusia agar dapat melakukan aktivitas
sosial di masyarakat tempat mereka berada. Adalah suatu kenyataan, anak sebagai
makhluk yang belum dewasa harus ditolong, dibantu, dibimbing, serta diarahkan
agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah melalui pendidikan formal di sekolah.
Sebagai
lembaga pendidikan formal, sekolah tidak hanya berfungsi mengembangkan
kecerdasan anak tetapi juga mengembangkan kepribadian.
Bagi
guru agama Islam ..........., memberikan
soal agama Islam yang berkaitan dengan soal cerita bukanlah hal yang mudah.
Seringkali siswa yang telah memahami topik agama Islam secara teoristis
mengalami kesulitan ketika bentuk soal atau permasalahan disajikan dalam bentuk
cerita. Sementara itu, dalam kurikulum Pendidikan Dasar 1994, fungsi pengajaran
agama Islam adalah mempersiapkan anak didik agar dapat menjadi warga masyarakat
yang demokratis dalam kehidupan sehari-hari melalui latihan yang praktis,
bervariasi, dan aplikatif. Di sisi lain ada sebagian siswa masih mengalami
kesulitan dalam membaca teks agama Islam. Sementara itu, siswa akan lebih mudah
mencerna soal cerita agama Islam kelas III sampai VI SD apabila siswa mampu
membaca teks dengan baik dan benar, mengerti maksud cerita yang ada di
dalamnya, serta memahami gambar yang ada. Bagi sebagian besar guru agama Islam
SD, mengajarkan materi agama Islam yang berkaitan dengan kemampuan siswa
memahami soal uraian bukanlah hal yang mudah. Meskipun banyak siswa yang telah
mampu memahami topik agama Islam secara teoritis, akan tetapi banyak mengalami
kesulitan ketika bentuk soal atau permasalahan disajikan dalam bentuk soal
uraian. Dalam hal ini guru dituntut untuk mampu memberikan materi yang mudah
diterima oleh siswa. Di samping itu pula, hendaknya guru memberikan contoh yang
kongkret dan jelas berkaitan dengan materi soal berbentuk uraian. Bila upaya
tersebut dapat dilakukan dengan baik, diharapkan hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran agama Islam juga akan meningkat.
Berdasarkan
situasi tersebut, dilakukan penelitian untuk mengembangkan strategi
pembelajaran yang efektif dalam memahami materi agama Islam bagi siswa SD.
Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian dilakukan dalam bentuk penelitian
tindakan kelas.
Berdasarkan uraian di atas, judul yang
diambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah Penerapan Metode Tanya Jawab Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Belajar Pendidikan
Agama Islam Pada Siswa …………… Kecamatan ………. Kabupaten ……. Tahun Pelajaran 20XX/20XX
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat
dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
- Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siwa
dengan diterapkannya pembelajaran metode tanya jawab?
- Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran metode
tanya jawab terhadap motivasi belajar siswa?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
- Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa
setelah diterapkannya pembelajaran metode tanya jawab.
- Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa
setelah diterapkan pembelajaran metode tanya jawab.
D. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat:
- Memberikan informasi tentang metode pembelajaran
yang sesuai dengan materi agama Islam.
- Meningkatkan motivasi pada pelajaran agama Islam
- Mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai
dengan bidang studi agama Islam.
E. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan
masalah meliputi:
- Penelitian inihanya dikenakan pada siswa Kelas ……. ……….
Kecamatan …….. Kabupaten ……… Tahun Pelajaran 20xx/20xx.
- Penelitian ini dilakukan pada bulan September
semester ganjil tahun pelajaran 20xx/20xx.
- Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan …………
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Belajar tidak akan pernah lepas dari
manusia karena pada hakikatnya belajar dilakukan manusia sepanjanghayatnya atau
sekurang-kurangnya dia terus belajar walaupun sudah lulus sekolah. Di era
globalisasi dewasa ini yang mana situasi lingkungan terus berubah seiring
dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kearah yang lebih
modern, belajar menjadi suatu kebutuhan yang penting.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku
siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami, dilakukan
dan dihayati oleh siswa itu sendiri, dimana siswa adalah penentu terjadi atau
tidaknya proses belajar, proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu
yang ada di lingkungan baik itu berupa keadaan alam, benda-benda, hewan,
tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar (Dimyati
& Mudjiono,1997:7).
Pada abad sekarang ini banyak teori-teori
belajar yang dikemukakan oleh para ahli, berikut ini akan dikemukakan beberapa
teori belajar, pengertian belajar menurut pandangan teori behavioristik belajar
adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara
stimulus dan respon, seorang siswa dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat
menunjukkan perubahan tingkah lakunya (Budiningsih, 2005:20). Teori kognitif
mendefinisikan belajar sebagai perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak
selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang tampak sehingga dapat
diasumsikan bahwa proses belajar akan belajar dengan baik jika materi pelajaran
atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki
seseorang (Budiningsih, 2005:51).
Berdasarkan beberapa definisi di
atas dapat disimpulkan ciri-ciri kegiatan belajar adalah:
1. Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan
perubahan pada diri individu pembelajar
2. Perubahan itu tidak harus segera nampak
setelah proses belajar tetapi dapat tampak pada kesempatan yang akan datang
3. Perubahan itu pada intinya adalah
didapatkannya kecakapan baru
4. Perubahan itu terjadi karena usaha dengan
sengaja
Sedangkan pembelajaran menurut Gagne
(dalam Saputra, dkk, 2003:31) pembelajaran adalah ”seperangkat peristiwa yang
diciptakan dan dirancang untuk mendorong, menggiatkan, dan mendukung belajar
siswa.”
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses
interaksi antara peserta didik dan lingkungannya sehingga terjadi perubahan
tingkah laku kearah yang lebih baik, dalam interaksi tersebut banyak sekali
faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari individu
maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan. Dalam pembelajaran, tugas
guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang
terjadinya perubahan tingkah laku.
Dalam
menciptakan kondisi belajar guru menggunakan berbagai macam metode dan
strategi, salah satunya adalah pembelajaran kooperatif dengan metode tanya
jawab sehingga dengan menggunakan metode pembelajaran memahami materi-materi
yang diberikan oleh guru dan dapat menerapkannya dikemudian hari.
B. Metode Pembelajaran Metode tanya jawab
Metode tanya jawab ialah suatu cara
mengajar dimana seorang guru
mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan
atau bacaan yang telah mereka baca sambil memperhatikan proses berfikir diantara peserta didik.
Guru mengharapkan dari peserta didik
jawaban yang tepat dan berdasarkan fakta. Dalam tanya-jawab, pertanyaan
adakalanya dari pihak
peserta didik (dalam hal ini guru atau peserta didik yang menjawab). Apabila peserta didik tidak menjawabnya barulah guru memberikan jawabannya.
Metode
ini sudah lama dipakai dan dipakai orang semenjak zaman Yunani. Ahli-ahli pendidikan Islam telah mengenal metode ini, yang dianggap oleh pendidikan moderen berasal
dari Socrates (469-399 SM) seorang
failosuf bangsa Yunani. Ia memakai metode ini ialah untuk mengajar peserta didiknya supaya sampai ketaraf kebenaran sesudah bersoal jawab dan bertukar
fikiran. Kemudian di dalam Islam
metode ini juga sudah dikenal. Nabi Muhammad SAW dalam mengajarkan Agama kepada umatnya, sering memakai tanyajawab. Di
bawah ini diterangkan suatu contoh cara Nabi melakukan tanya jawab tersebut.
Pada suatu hari datanglah seorang
laki-laki dari dusun, lalu is bertanya: Ya Muhammad, telah datang kepada kami utusan engkau, is mengatakan bahwa Allah mengutus
engkau menjadi Rasul".
- Nabi "Benar demikian".
- Laki-laki "Siapa
yang menjadikan langit?".
- Nabi : Allah
- Laki-laki "Siapa
yang menjadikan bumi ?".
- Nabi : Allah.
-
Laki-laki : "Siapa yang
menjadikan gunung dengan segala sisinya ?".
- Laki-laki : Demi
yang menjadikan langit dan bumf menegakkan gunung-gunung adalah Allah mengutus
engkau menjadi Rasul.
-
Nabi : "Ya".
-
Laki-laki : Utusan engkau
mengatakan bahwa kewajiban kami mengerjakan sembahyang lima waktu sehari semalam.
-
Nabi :
Benar demikian.
-
Laki-laki : "Demi yang mengutus engkau adalah Allah menyuruh engkau mengerjakan sembahyang itu".
-
Nabi : "Ya"
-
Laki-laki : Utusan engkau
menyatakan bahwa kewajiban kami membayarkan
zakat".
-
Nabi :
"Benar demikian".
-
Laki-laki : Demi yang mengutus engkau adalah Allah yang menyuruh memberikan
zakat itu.
-
Nabi :
"Ya". dan seterusnya .... (H.R. Muslim).
Kemudian laki-laki itu pergi seraya berkata: "Demi
yang mengutus engkau akan
kukerjakan yang demikian itu, tidak kutambah dan
tidak pula kukurangi". Berkata Nabi saw: "Kalau benar laki-laki itu
niscaya is akan masuk syurga".
B. Macam-macam
pertanyaan
Dilihat dari waktu penyampaiannya, pertanyaan dibagi
menjadi
tiga
:
a)
Pertanyaan awal
pelajaran, yaitu pertanyaan pendahuluan yang dimaksud
untuk menghubungkan pengetahuan yang telah lalu dengan pengetahuan yang baru, merangsang minat belajar untuk menerima
pelajaran baru, dan memusatkan perhatian mereka kepada pelajaran.
b)
Pertanyaan
di tengah-tengah berlangsungnya proses belajar= mengajar. Pertanyaan ini dimaksudkan untuk
mendiskusikan bagian-bagian pelajaran dan menarik sebagian fakta baru.
c)
Pertanyaan
akhir pelajaran, yaitu pelajaran penutup yang dimaksudkan untuk mengulang, menghubungkan
bagian-bagian topik
bahasan, dan menarik kesimpulan pelajaran sehingga pelajar dapat memahami pelajaran dengan mudah.
Dilihat dari sasarannya, pertanyaan pada dasarnya dapat
dibagi menjadi dua,
yaitu pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran):
a)
Pertanyaan
ingatan dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan sudah
dikuasai oleh pelajar. Kata tanya yang digunakan ialah: apa, siapa, dimana,
bilamana (kapan), dan berapa. Umpamanya sebutkan, siapa saja sahabat Nabi SAW.
Bilamanakah Isra dan Mi'raj Nabi SAW.
terjadi? yang termasuk al¬Sabiqunal A wwalun?
b)
Pertanyaan
pikiran dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauhmana
cara berpikir pelajar dalam menanggapi suatu persoalan. Kata tanya yang digunakan
ialah: mengapa dan bagaimana.Umpamanya:
c)
Mengapa kita harus
menjaga kebersihan?
d) Bagaimana seharusnya anak menunjukkan baktinva kepada orang
tua?
C. Kewajaran Metode Tanya-Jawab.
Metode
tanya-jawab akan wajar digunakan untuk:
1.
Menyimpulkan
pelajaran yang telah lalu. Setelah guru menguraikan suatu persoalan, kemudian guru
mengajukan beberapa pertanyaan.
Pertanyaan-pertanyaan itu dijawab oleh peserta didik sedangkan basil jawaban peserta didik yang betul/benar disusun dengan baik sehingga merupakan ikhtisar pelajaran
yang akan menjadi milik peserta didik.
2. Melanjutkan pelajaran yang sudah lalu.
Dengan mengulang pelajaran yang sudah
diberikan dalam bentuk pertanyaan, guru akan
dapat menarik perhatian peserta didik kepada pelajaran baru.
3. Menarik perhatian peserta didik untuk
menggunakan pengetahuan dan
pengalaman.
4. Memimpin pengamatan atau pemikiran
peserta didik. Ketika peserta
didik menghadapi suatu persoalan maka pemikiran
peserta didik dapat dibimbing dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau seorang peserta didik yang tidak
memperhatikan pembicaraan guru yang dapat
mengusahakan supaya perhatiannya kembali kepada keterangan guru dengan mengejutkannya dengan memberikan beberapa pertanyaan.
5. Menyelingi pembicaraan untuk merangsang perhatian peserta
didik dalam belajar sehingga dengan jalan
demikian ada kerjasama antara peserta
didik dengan guru dan dapat menimbulkan semangat peserta didik.
6. Meneliti kemampuan peserta didik dalam memahami suatu
bacaan yang dibacanya atau ceramah yang
sudah didengarnya.
D. Ketidak wajaran metode tanya-jawab
Pelaksanaan metode tanya jawab juga tidak wajar untuk
hal-hal sebagai berikut
- Menilai taraf kemampuan peserta didik mengenai
pelajaran mereka. Metode tanya-jawab
hanya dapat memberikan gambaran secara kasar saja dan hanya bisa untuk mengingatkan kembali apa yang dipelajarinya atau menghubungkannya dengan
pelajaran itu.
- Persoalannya
sangat komplek sedangkan jawabannya dibatasi oleh guru. Apabila pertanyaan yang diajukan oleh
guru banyak menimbulkan jawaban,
maka janganlah jawabannya dibatasi. Tetapi berilah kesempatan untuk menjawab seluas-luasnya atau kalau perlu laksanakan dengan metode diskusi.
- Pertanyaan yang
diajukan jangan hendaknya terbatas pada jawaban "ya" atau °tidak" semata, tetapi hendaknya
jawabannya dapat mendorong
pemikiran peserta didik untuk memikirkan jawaban yang tepat.
- Memberikan giliran
hanya kepada peserta didik tertentu saja. Hendaknya pertanyaan harus diajukan kepada seluruh peserta didik,
jangan hanya kepada peserta didik yang tertentu saja. Begitu juga dalam menjawabnya harus kepada seluruh
peserta didik diberikan
kesempatan, jangan hanya yang pandai-pandai saja. Bahkan peserta didik
yang pendiam atau pemalulah yang lebih didorong untuk menjawabnya supaya is dapat membiasakan dirinya.
E. Langkah-Langkah Dalam Pelaksanaannya
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan metode tanya-jawab
- Tujuan pelajaran
harus dirumuskan terlebih dahulu dengan sejelas - jelasnya.
- Guru harus
menyelidiki apakah metode tanya-jawab satu-satunya metode yang paling tepat dipakaikan.
- Guru harus meneliti
untuk apa metode ini dipakaikan, apakah :
a) Dipakaikan untuk menghubungkan
pelajaran lama dengan
b) pelajaran baru.
c) Untuk mendorong peserta didik supaya
mempergunakan
d) pengetahuan untuk pemecahan sesuatu
masalah.
e) Untuk menyimpulkan suatu uraian.
f) Untuk mengingatkan kembali terhadap
apa yang dihafalkan
g) peserta didik.
h) Untuk menuntun pemikirannya.
i)
Untuk
memusatkan perhatiannya.
- Kemudian guru
harus meneliti pula, apakah
a)
Corak pertanyaan itu
mengandung banyak permasalahan atau tidak.
b) Terbatasnya jawaban atau tidak.
c) Hanya dijawab dengan ya atau tidak atau
ada untuk men¬dorong peserta didik berpikir untuk menjawabnya.
- Guru memilih mana
diantara jawaban-jawaban yang banyak itu dapat diterima.
- Guru harus
mengajarkan cara-cara pembuktian jawaban, dengan:
a) Mengemukakan suatu fakta yang dikutip
dari buku, majalah, harian
dan lain sebagainya.
b) Meneliti setiap jawaban dengan
menggunakan sumbernya.
c)
Dengan
menjelaskan dipapan tulis dengan berbagai argumentasi.
d) Membandingkan dengan apa yang pernah
dilihat peserta didik. e.
Menguji kebenarannya terhadap orang-orang yang ahli.
e)
Melakukan experimen
untuk membuktikan kebenaran.
F. Keuntungan metode tanya-jawab
Beberapa
keuntungan metode tanya-jawab adalah sebagai berikut:
- Memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk dapat menerima penjelasan lebih lanjut.
- Guru dapat dengan
segera mengetahui kemajuan peserta didiknya dari bahan yang telah diberikan.
- Pertanyaan-pertanyaan
yang sulit dan agak balk dari peserta didik dapat mendorong guru untuk memahami lebih mendalam dan mencari sumber-sumber lebih lanjut.
G. Kelemahan metode tanya-jawab
Beberapa
kelemahan metode tanya-jawab.
- Pemakaian waktu
lebih banyak jika dibandingkan dengan metode ceramah. Jalan pelajaran lebih lambat dari
metode ceramah, sehingga
kadang-kadang menyebabkan bahan pelajaran tak dapat dilaksanakan menurut yang ditetapkan.
- Mungkin terjadi
perbedaan pendapat antara guru dan peserta didik. Hal ini terjadi karena pengalaman peserta didik berbeda dengan guru. Kalau hal itu terjadi guru dan
peserta didik harus dapat membuktikan kebenaran jawaban jawabannya.
- Sering terjadi
penyelewengan dari masalah pokok. Karena pertanyaan selalu sulit dan kurang oleh peserta didik maka kadangkadang
jawaban peserta didik menyimpang dari pesoalan. Kalau terjadi hal seperti itu guru harus
menjaganya supaya jangan timbul pesoalan
yang baru dengan jalan mengusahakan baik supaya perhatiannya tertuju kepada masalah semula.
Kalau perlu boleh berobah
susunan pertanyaannya atau memperinci pokok persoalan dalam beberapa perincian.
- Apabila peserta
didik terlalu banyak tidak cukup waktu memberi giliran kepada setiap
peserta didik.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan
masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian
deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan
dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997; 8) mengelompokkan
penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) guru bertindak sebagai
peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) Simultan terintegratif, dan
(d) administrasi social ekperimental.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentu guru sebagai peneliti,
penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan utama
dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas
dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi.
Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara
kalasikal telah mencapai 85% atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti
tidak tergantung pada jumlah siklus yang harus dilalui.
A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1. Tempat
Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam
melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini
bertempat di SDN ........... Kecamatan ........... Kabupaten ........... Tahun
Pelajaran 20xx/20xx.
2. Waktu
Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu
berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan September semester gasal 20xx/20xx.
3. Subyek
Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas … SDN ...........
Kecamatan ........... Kabupaten ........... Tahun Pelajaran 20xx/20xx.
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang
bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam
melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan
yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut
dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3).
Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu
bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk
memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk
memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan
tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru
(Mukhlis, 2000: 5).
Sesuai dengan jenis penelitian yang
dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian
tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam
Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang
berikutnya. Setiap siklus meliputi planning
(rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada
siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan,
dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang
berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian
tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3.1 Alur PTK
Penjelasan
alur di atas adalah:
- Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan
penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana
tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat
pembelajaran.
- Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang
dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa
serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode
pembelajaran model discovery .
- Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan
mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan
berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
- Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil
refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan
pada siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam tiga putaran,
yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama
(alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri
dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran
dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana
Pelajaran (RP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan
sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran.
Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar,
tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
3. Lembar
Kegiatan Siswa
Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk
membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen.
4. Lembar
Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
a.
Lembar observasi pengolahan pembelajaran metode tanya
jawab, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
b.
Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk
mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.
5. Tes
formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes
formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah
pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 46
D. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini
diperoleh melalui observasi pengolahan pembelajaran metode tanya jawab,
observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.
E. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam
kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini
menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode
penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data
yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai
siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiata pembelajaran serta
aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase
keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan
dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir
putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
- Untuk menilai ulangan atu tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh
siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut
sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
Dengan
:
= Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N =
Jumlah siswa
2. Untuk
ketuntasan belajar
Ada
dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal.
Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud,
1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65%
atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat
85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%. Untuk menghitung
persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal,
data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran metode tanya jawab
dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes
formatif siswa pada setiap siklus.
Data hasil uji coba item butir soal
digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang diinginka.
Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, taraf
kesukaran, dan daya pembeda.
Data lembar observasi diambil dari
dua pengamatan yaitu data pengamatan penglolaan pembelajaran metode tanya jawab
yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran metode
tanya jawab dalam meningkatkan prestasi
Data tes formatif untuk mengetahui
peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran metode tanya
jawab.
A. Analisis Data Penelitian Persiklus
1. Siklus I
a. Tahap
Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1,
dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap
Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I
dilaksanakan pada tanggal ……… di kelas ……. dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam
hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu
pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi)
dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes
formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada
siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2. Hasil Tes Formatif Siswa
Pada Siklus I
No. Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
No. Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
T
|
TT
|
T
|
TT
|
1
|
60
|
|
√
|
12
|
60
|
|
√
|
2
|
70
|
√
|
|
13
|
80
|
√
|
|
3
|
70
|
√
|
|
14
|
70
|
√
|
|
4
|
60
|
|
√
|
15
|
80
|
√
|
|
5
|
80
|
√
|
|
16
|
70
|
√
|
|
6
|
80
|
√
|
|
17
|
90
|
√
|
|
7
|
70
|
√
|
|
18
|
60
|
|
√
|
8
|
70
|
√
|
|
19
|
60
|
|
√
|
9
|
60
|
|
√
|
20
|
70
|
√
|
|
10
|
80
|
√
|
|
21
|
70
|
√
|
|
11
|
50
|
|
√
|
22
|
60
|
|
√
|
Jumlah
|
750
|
7
|
4
|
Jumlah
|
770
|
8
|
3
|
Jumlah
Skor 1520
Jumlah
Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai
69,09
|
Keterangan: T :
Tuntas
TT :
Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas :
15
Jumlah siswa yang belum tuntas :
7
Klasikal :
Belum tuntas
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I
No
|
Uraian
|
Hasil Siklus I
|
1
2
3
|
Nilai
rata-rata tes formatif
Jumlah
siswa yang tuntas belajar
Persentase
ketuntasan belajar
|
69,09
15
68,18
|
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan
menerapkan metode pembelajaran metode tanya jawab diperoleh nilai rata-rata
prestasi belajar siswa adalah 69,09 dan ketuntasan belajar mencapai 68,18% atau
ada 15 siswa dari 22 siswa sudah tuntas
belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal
siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya
sebesar 68,18% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu
sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum
mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode
pembelajaran metode tanya jawab.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif
II, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap
kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II
dilaksanakan pada tanggal …. ……… di kelas …….. dengan jumlah siswa 22 siswa.
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar
mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I,
sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada
siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes
formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah
tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai
berikut.
Tabel 4.4.
Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
No. Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
No. Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
T
|
TT
|
T
|
TT
|
1
|
60
|
|
√
|
12
|
90
|
√
|
|
2
|
80
|
√
|
|
13
|
80
|
√
|
|
3
|
80
|
√
|
|
14
|
80
|
√
|
|
4
|
90
|
√
|
|
15
|
80
|
√
|
|
5
|
90
|
√
|
|
16
|
80
|
√
|
|
6
|
60
|
|
√
|
17
|
60
|
|
√
|
7
|
80
|
√
|
|
18
|
80
|
√
|
|
8
|
70
|
√
|
|
19
|
70
|
√
|
|
9
|
60
|
|
√
|
20
|
60
|
|
√
|
10
|
80
|
√
|
|
21
|
80
|
√
|
|
11
|
90
|
√
|
|
22
|
80
|
√
|
|
Jumlah
|
840
|
8
|
3
|
Jumlah
|
840
|
9
|
2
|
Jumlah
Skor 1680
Jumlah
Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai
76,36
|
Keterangan: T :
Tuntas
TT :
Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas :
17
Jumlah siswa yang belum tuntas :
5
Klasikal :
Belum tuntas
Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II
No
|
Uraian
|
Hasil Siklus II
|
1
2
3
|
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
|
76,36
17
77,27
|
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi
belajar siswa adalah 76,36 dan ketuntasan belajar mencapai 77,27% atau ada 17
siswa dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada
siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah megalami peningkatan
sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini
karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu
diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk
belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan
diinginkan guru dengan menerapkan metode pembelajaran metode tanya jawab.
3. Siklus III
a. Tahap
Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3,
dan alat-alat pengajaran yang mendukung
b. Tahap
kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III
dilaksanakan pada tanggal ………. di kelas …….. dengan jumlah siswa 22 siswa.
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu
pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga
kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar
mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes
formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah
tes formatif III. Adapun data hasil peneitian pada siklus III adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.6. Hasil
Tes Formatif Siswa Pada Siklus III
No. Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
No. Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
T
|
TT
|
T
|
TT
|
1
|
90
|
√
|
|
12
|
90
|
√
|
|
2
|
90
|
√
|
|
13
|
90
|
√
|
|
3
|
90
|
√
|
|
14
|
90
|
√
|
|
4
|
80
|
√
|
|
15
|
60
|
|
√
|
5
|
90
|
√
|
|
16
|
90
|
√
|
|
6
|
80
|
√
|
|
17
|
80
|
√
|
|
7
|
90
|
√
|
|
18
|
70
|
√
|
|
8
|
60
|
|
√
|
19
|
70
|
√
|
|
9
|
90
|
√
|
|
20
|
80
|
√
|
|
10
|
90
|
√
|
|
21
|
90
|
√
|
|
11
|
60
|
|
√
|
22
|
80
|
√
|
|
Jumlah
|
910
|
9
|
2
|
Jumlah
|
890
|
10
|
1
|
Jumlah
Skor 1800
Jumlah
Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai
81,82
|
Keterangan: T :
Tuntas
TT :
Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas :
19
Jumlah siswa yang belum tuntas :
3
Klasikal :
Tuntas
Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus III
No
|
Uraian
|
Hasil Siklus III
|
1
2
3
|
Nilai
rata-rata tes formatif
Jumlah
siswa yang tuntas belajar
Persentase
ketuntasan belajar
|
81,82
19
86,36
|
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes
formatif sebesar 81,82 dan dari 22 siswa yang telah tuntas sebanyak 19 siswa
dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan
belajar yang telah tercapai sebesar 86,36% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami
peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada
siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam
menerapkan pembelajaran metode tanya jawab sehingga siswa menjadi lebih
terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam
memahami materi yang telah diberikan. Pada siklus III ini ketuntasan secara
klasikal telah tercapai, sehingga penelitian ini hanya sampai pada siklus III.
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana
dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
penerapan pembelajaran metode tanya jawab. Dari data-data yang telah diperoleh
dapat duraikan sebagai berikut:
1)
Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan
semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna,
tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.
2)
Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa
aktif selama proses belajar berlangsung.
3)
Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah
mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4)
Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai
ketuntasan.
d. Revisi
Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran metode
tanya jawab dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar
siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka
tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk
tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mepertahankan apa yang telah ada
dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya
penerapan pembelajaran metode tanya jawab dapat meningkatkan proses belajar
mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
B. Pembahasan
1. Ketuntasan
Hasil belajar Siswa
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa
pembelajaran metode tanya jawab memiliki dampak positif dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman
siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari
sklus I, II, dan II) yaitu masing-masing 68,18%, 77,27%, dan 86,36%. Pada
siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan
Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran metode tanya jawab dalam setiap siklus mengalami
peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu
dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus
yang terus mengalami peningkatan.
3. Aktivitas
Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran agama Islam pada pokok bahasan mengarang yang paling
dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/
memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan
guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran
telah melaksanakan langah-langkah pembelajaran metode tanya jawab dengan baik.
Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas
membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep,
menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab
dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang
telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran
dengan metode tanya jawab memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam
setiap siklus, yaitu siklus I (68,18%), siklus II (77,27%), siklus III
(86,36%).
- Penerapan metode pembelajaran metode tanya jawab
mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa,
rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat
dengan metode pembelajaran metode tanya jawab sehingga mereka menjadi
termotivasi untuk belajar.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian
sebelumnya agar proses belajar mengajar agama Islam lebih efektif dan lebih
memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai
berikut:
- Untuk melaksanakan model metode tanya jawab
memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu
menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan
model metode tanya jawab dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh
hasil yang optimal.
- Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa,
guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode
pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan
pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa
berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
- Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena
hasil penelitian ini hanya dilakuakan di SDN ........... 01 Kecamatan ...........
Kabupaten ........... Tahun Pelajaran 20xx/20xx.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Berg, Euwe Vd. (1991). Miskonsepsi
agama Islam dan Remidi Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi
Belajar dan Mengajar. Bandung:
Sinar Baru Algesindo.
Joyce, Bruce dan Weil, Marsh. 1972. Models of Teaching Model. Boston:
A Liyn dan Bacon.
Masriyah. 1999. Analisis Butir
Tes. Surabaya:
Universitas Press.
Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian
Tindakan Kelas. Makalah Panitia Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk
Guru-guru se-Kabupaten Tuban.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian
Siswa untuk Belajar. Surabaya.
University Press. Universitas Negeri Surabaya.
Soedjadi, dkk. 2000. Pedoman
Penulisan dan Ujian Skripsi. Surabaya;
Unesa Universitas Press.
Suryosubroto, B. 1997. Proses
Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta:
PT. Rineksa Cipta.
Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru
Profesional. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Widoko. 2002. Metode
Pembelajaran Konsep. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.